Kedua kasus tersebut tercatat pada pasien yang memiliki riwayat perjalanan, menurut laporan tersebut.
Mereka adalah anak laki-laki berusia 11 tahun yang mengunjungi Afrika Selatan pada Agustus dan pria berusia 24 tahun yang kembali dari Tanzania pada September, kata Newsday.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Agustus menyatakan wabah mpox di Afrika sebagai keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional.
Badan kesehatan PBB itu telah melakukan prakualifikasi vaksin MVA-BN buatan perusahaan Denmark Bavarian Nordic sebagai vaksin pertama untuk mpox pada September.
Mpox adalah penyakit menular langka yang dapat menyebar ke sesama manusia.
Penyakit tersebut pada umumnya bersifat ringan dan dapat sembuh dengan sendirinya dalam beberapa pekan, namun pada beberapa kasus dapat menyebabkan komplikasi.
Gejala awal mpox meliputi demam, sakit kepala, nyeri otot, nyeri punggung, pembengkakan kelenjar getah bening, menggigil serta kelelahan.
Ruam akibat penyakit mpox sering kali muncul di bagian wajah dan kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya.
Sumber: Sputnik-OANA
Baca juga: CDC Afrika sebut mpox masih jadi masalah kesehatan publik utama
Baca juga: Republik Demokratik Kongo mulai vaksinasi pertama mpox
Baca juga: WHO setujui uji diagnostik mpox pertama untuk penggunaan darurat
Baca juga: Imunitas baik dan pola hidup sehat bisa cegah Mpox
Baca juga: AS tidak berencana terapkan pembatasan pelancong Afrika terkait mpox
Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2024