Dengan persetujuan FID, kami akan memulai pembangunan pipa yang menghubungkan Jatim hingga Jateng ini,"
Jakarta (ANTARA News) - PT Pertamina Gas menargetkan pipa gas ruas Gresik-Semarang sepanjang 267 km bakal beroperasi pada kuartal pertama 2016.

Direktur Utama Pertagas Hendra Jaya dalam siaran persnya di Jakarta, Sabtu mengatakan, pihaknya telah memperoleh persetujuan investasi (final investment decision/FID) dari PT Pertamina (Persero) selaku induk perusahaan.

"Dengan persetujuan FID, kami akan memulai pembangunan pipa yang menghubungkan Jatim hingga Jateng ini," kata Hendra Jaya.

Menurut dia, pihaknya akan segera menetapkan pemenang lelang kontraktor yang akan membangun pipa berkapasitas 500 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) tersebut.

Proyek yang dilengkapi stasiun kompresor gas itu akan dilaksanakan selama 18 bulan, sehingga bisa beroperasi sesuai target pada kuartal pertama 2016.

Persetujuan FID dilakukan setelah keluarnya penetapan alokasi gas yang bersumber dari Blok Cepu dari Kementerian ESDM.

Hendra juga mengatakan, pipa akan dioperasikan dengan skema terbuka atau open acess sesuai ketentuan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas).

"Dengan skema open access ini, maka industri yang beroperasi sepanjang Gresik hingga Semarang dapat menikmati harga gas yang lebih kompetitif," katanya.

Selama ini, lanjutnya, konsumen di wilayah Jateng memperoleh gas terkompresi (compressed natural gas/CNG) dari Jatim melalui jalur darat dengan harga cukup mahal.

"Pembangunan pipa ini bernilai strategis untuk mendukung transportasi gas di pulau Jawa, sehingga Pertagas dapat meningkatkan jangkauan distribusi gas hingga konsumen akhir," ujarnya.

Hendra berharap, para pemangku kepentingan memberikan dukungan mulai dari perizinan, pembebasan lahan, hingga penetapan alokasi gas yang mencukupi yakni sebesar 500 MMSCFD sesuai dengan desain awal proyek.

Saat ini, dengan asumsi volume gas tahap awal yang mengalir sebesar 210 MMSCFD, maka Pertagas akan memperoleh pendapatan untuk pengembalian investasi dari ongkos angkut (toll fee).

"Gas yang diterima konsumen akan lebih kompetitif, jika kapasitas aliran gas maksimal," katanya.
(K007/A011)

Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014