Porto Alegre, Brasil (ANTARA News) - Pelatih Aljazair Vahid Halilhodzic pernah berkata kepada para pemainnya sebelum laga melawan Korea Selatan bahwa bukan waktunya mereka meratapi kemungkinan gagalnya kembali negara itu ke babak knock-out menyusul kekalahan pada laga pembuka dari Belgia.

Tapi setelah laga melawan Korea Selatan itu tetap ada tangisan namun tangis ini adalah tangis bahagia karena menang secara heroik 4-2 dari semifinalis 2002 sehingga mengantarkan tim Afrika Utara itu meretas jalan bersejarah maju ke putaran kedua.

Serigala Padang Pasir merayakan kemenangan pertamanya pada Piala Dunia sejak mengalahkan Chile pada putaran final 1982 beberapa hari setelah menang mengejutkan dari raksasa sepak bola eks Jerman Barat.

Lalu pelatih asal Bosnia yang cerdik itu berkata, "Saya mendedikasikan kemenangan ini kepada semua pendukung Aljazair yang menantikan ini selama 32 tahun."

"Ini kemenangan untuk kebanggaan. Kini kami akan memainkan laga ketiga, sebuah play-off melawan Rusia dan semuanya mungkin."

Korea Selatan sudah tertinggal 0-3 sebelum turun minum berkat gol-gol dari Islam Slimani, Raficki Halliche dan Abdelmoumene Djabou.

Di antara dua gol Korea Selatan pada babak kedua dari Song Heung-Min dan Koo Ja-Cheol ada gol keempat Aljazair dari Yacine Brahimi.

Aljazair menjadi tim Afrika pertama yang menang dengan jumlah gol sebanyak itu pada sebuah pertandingan Piala Dunia.

Slimani adalah salah satu dari lima pemain baru yang dimasukkan ke starting line up Aljazair oleh Halilihodzic.

"Ini adalah taktik yang dipersiapkan matang, kami menganalisis dengan cermat cara bermain Korea."

"Bersama beberapa pemain segar nan baru kami memasang format yang mampu menyulitkan Korea. Dan para pemain menaati instruksi-instruksi saya melalui kertas".

"Pada babak pertama, kami hebat di segala area. Pada babak kedua, kami agak melonggar kepada lawan yang sangat terorganisir, ada beberapa momen tegang di pertahanan namun kami sudah bersiap untuk itu."

Hasilnya, Aljazair terangkat pada peringkat Grup H di atas Rusia dan Korea yang sama-sama mengemas satu poin yang akan menghadapi Belgia yang sudah memastikan diri lolos ke 16 Besar.

Tetapi Halilhodzic mengatakan Rusia yang diasuh Fabio Capello lebih difavoritkan menang ketimbang Aljazair.

"Rusia adalah favorit, namun kami tak akan sembunyi, kami harus keluar memburu kelolosan ini dengan keberanian dan penderitaan yang lebih besar lagi."

Pertandingan melawan Belgia nanti dijadwalkan berlangsung Kamis nanti di Curitiba.

Pertandingan itu bertepatan dengan laga di Sao Paulo antara Korea Selatan melawan Belgia.

Dua pertandingan fase grup penutup diselenggarakan pada jam bersaman sebagai akibat dari nasib tragis yang diderita Aljazair pada 1982.

Waktu itu meskipun mengalahkan Jerman dan Chile, Aljazair gagal olos ke babak berikutnya karena Austria dan Jerman Barat menjalani laga terakhir grup dengan sudah mengetahui hasil pertandingan Aljazair. Mereka kemudian menjalani laga yang memenangkan Jerman 1-0 sehingga kedua tim lolos ke babak berikutnya, sedangkan pertandingan Austria vs Jerman itu disebut dengan "Pakta Non Agresi di Gijon".

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014