... tidak ingin rakyat Indonesia, menjadi orang asing di negerinya sendiri... "
Bangkalan, Jawa Timur (ANTARA News) - Calon presiden, Prabowo Subianto, akan menghidupkan koperasi dan membuka bank tani dan nelayan apabila dirinya dipercaya rakyat Indonesia memimpin bangsa ini lima tahun ke depan.

"Kami juga akan membangun banyak waduk untuk mengairi lahan pertanian rakyat," kata Prabowo saat berkampanye, di alun-alun Kota Bangkalan, Jawa Timur, Selasa.

Di hadapan ribuan warga yang memadati alun-alun Kota Bangkalan itu, Prabowo mengatakan, Indonesia negara kaya dengan potensi SDA di urutan ke-5 dari 200 lebih negara di seluruh dunia. Namun kekayaan tersebut "dibawa" keluar negeri, sehingga rakyat Indonesia tidak bisa menikmatinya.

"Saya tidak ingin rakyat Indonesia, menjadi orang asing di negerinya sendiri," ujarnya.

Kekayaan SDA Indonesia, tersebar di seluruh kepulauan yang ada di belahan negeri ini, baik itu di Pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan Irian Jaya.

Akan tetapi SDA yang telah terekploitasi justru mengalami kebocoran, karena banyaknya koruptor yang menjual kekayaan Indonesia ke pihak asing, sehingga rakyat tetap dalam kemiskinan.

Dalam kesempatan itu Prabowo mengatakan, kini dia telah mengumpulkan 150 guru besar di nusantara ini untuk merancang pembangunan di Indonesia agar lebih maju, mandiri dan berdaya saing, sejajar dengan bangsa-bangsa maju lainnya di dunia.

"Ke depan apabila saya diberi amanat memimpin Indonesia, saya akan menaikkan penghasilan rakyat hingga 2 setengah kali lipat, dari penghasilan yang mereka dapat saat ini," tandas Prabowo.

Lebih lanjut ia menyatakan, akan menambah 2 juta hektare sawah baru, 2 hektare lahan nabati dan beoenergi, serta 30 ribu kilometer jalan, dan 30 ribu kilometer jalur kereta api.

Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Pamekasan, Fathorrahman, menilai, program yang dicanangkan Prabowo sangat berpihak kepada rakyat khususnya para petani dan nelayan.

Terutama, kata dia, terkait rencana mendirikan bank khusus petani dan nelayan, serta perluasan pembangunan waduk untuk mengatasi kekeringan.

"Terus terang, selama ini petani dan nelayan di Madura ini belum mengajukan pinjaman ke bank dengan berbagai alasan. Jika ada bank khusus petani dan nelayan, tentu akan menjadi harapan baru bagi petani untuk mendapatkan kredit modal bercocok tanam," kata Fathorrahman di Pamekasan, Selasa malam.

Demikian juga dengan para nelayan di Madura, baik di Bangkalan, Sampang, Pamekasan ataupun di Sumenep, masih banyak yang terpaksa terjerat rentenir karena sulitnya mendapatkan pinjaman modal dari pihak bank.

"Rakyat kecil seperti nelayan dan petani selama ini masih kurang dipercaya. Makanya jika ada bank khusus, tentu nasib mereka akan bisa lebih baik," katanya.

Pewarta: Abd Aziz
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014