Recife, Brasil (ANTARA News) - Dua sahabat saling berhadapan sebagai lawan pada Piala Dunia ketika Jurgen Klinsmann yang melatih Amerika Seikat bertemu Joachim Loew yang melatih Jerman untuk berebut tempat teratas Grup G.

Loew pernah menjadi asisten Klinsmann satu dekade lalu pada Euro 2004 ketika Jerman menuntaskan fase grup tanpa pernah menang. Di bawah kepelatihan mereka, Jerman dikenal sebagai tim dengan sepak bola menyerang nan cepat yang antara lain diperkuat talenta-talenta muda seperti Lukas Podolski dan Bastian Schweinsteiger.

Pasangan ini mengantarkan Jerman menjadi juara ketiga Piala Dunia 2006 sebelum Klinsmann mundur untuk digantikan Loew yang sejak itu menukangi Jerman sampai paling tidak mencapai semifinal tiga turnamen besar terakhir.

Kini kedua orang ini berahadapan di Arena Pernambuco, Recife, sebagai lawan dengan kedua tim yang mereka asuh sama-sama mengemas empat poin.  Seri antara keduanya akan membuat Jerman juara grup, sedangkan AS menjadi runner up, sekaligus menyingirkan Ghana dan Portugal.

Skenario seperti itu mengingatkan orang pada kenangan Piala Dunia 1982 di Spanyol yang disebut dengan "Aib Gijon" antara Jerman Barat dan Austria. Kedua negara lolos dengan mengorbankan Aljazair setelah Jerman menang 1-0 lewat pertandingan rekayasa yang jelas tak ingin diulangi AS dan Jerman sekarang di Recife.

"Itu bagian dari sejarah Jerman dan bukan bagian sejarah Amerika Serikat. Saya kira kalau Anda melihat tim AS di masa lalu, kami selalu berusaha menuntaskan semua hal," kata Klinsmann.

Klinsmann menegaskan dia akan tetap membawa AS menang kendati dia tetap penggemar Jerman dan akan menyanyikan baik lagu kebangsaan AS maupun Jerman.

Dia juga memiliki empat pemain yang bermain di Bundesliga, bahkan Jermaine Jones pernah tiga kali bermain untuk timnas Jerman sebelum beralih kesetiaan pada 2009. Selain itu, penasehat khusus Klinsmann adalah Berti Vogts yang melatih Jerman pada Piala Eropa 1996 ketika Klinsi menjadi kaptennya.

Jerman akan jadi juara dunia

"Pertandingan ini adalah hal sangat spesial bagi saya, seperti hal yang hanya akan terjadi sekali sepanjang hidup," kata mantan pemain Jerman yang menjuarai Piala Dunia 1990 itu.

Kendati kini tinggal di Huntington Beach, California, dalam 16 tahun terakhir bersama keluarganya -- putranya Jonathan adalah penjaga gawang Timnas AS U-18-- Klinsmann tetap setia kepada asal usulnya.

"Jerman cukup potensial untuk menjadi juara dunia dan ketika 90 menit berakhir, saya akan berdoa untuk mereka," kata dia.

"Saya telah bekerjasama dengan sebagian besar dari pemain Jerman, senantiasa mengikuti karir mereka dan berharap mereka mencapai sukses kejuaraan. Sebelumnya ada hal yang selalu hilang, saya berharap mereka merengkuhnya kali ini."

Namun fakta bahwa mantan pelatih Jerman itu kini menjadi lawan, tidak memprihatinkan kapten Jerman Philipp Lahm.

"Itu kan urusan media, bukan pemain," kata Lahm yang menjadi bagian tim Jerman saat mencapai semifinal 2006 dan 2010. "Kami memang pernah punya waktu bersama yang panjang, tetapi itu beberapa tahun lalu, sekarang ini adalah soal bagaimana mencapai 16 Besar bagi kami semua."

Loew dan Klinsmann sampai sekarang masih berteman dekat, tetapi mereka jarang berkomunikasi soal urusan Piala Dunia.

Klinsmann pernah bergembira ketika AS secara mengejutkan mengalahkan Jerman asuhan Loew 4-3 pada laga persahabtan di Washington DC Juni lalu ketika Jerman menelan kekalahan ketiga dari AS dalam sembilan pertemuan mereka.

Loew mengatakan kontak normal dengan Klinsmann akan dibuka segera setelah turnamen ini selesai.

"Jelas kami tidak saling berhubungan belakangan ini, itu normal pada turnamen-turnamen di mana kadang Anda saling mengabaikan," kata Loew.

Klinsmann jelas punya rencana besar untuk timnya dengan dengan memesan tiket pulang dari Brasil pada 15 Juli atau dua hari setelah laga final turnamen ini, demikian AFP.



Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014