Moskow (ANTARA News) - Dua wartawan saluran televisi Rusia Ren TV terluka akibat tembakan mortir di Ukraina timur pada Selasa, sehari sesudah salah satu rekan mereka ditembak dan tewas di sana.

Pewarta Denis Kulaga dan kamerawan Vadim Yudin terluka sesudah bom mortir meledak di dekat mereka di wilayah Lugansk tidak jauh dari perbatasan Rusia, kata stasiun bebas itu mengumumkan di Twitter.

Rusia mengecam kejadian itu dan menyatakannya serangan disengaja terhadap wartawan dan pekerja media, tiga di antaranya tewas di Ukraina dalam beberapa pekan belakangan.

Anatoly Klyan, juru kamera berusia 68 tahun pada televisi pemerintah Rusia Saluran Satu, ditembak mati di kota Ukraina timur, Donetsk, pada Senin.

Juru foto Italia Andrea Rocchelli terbunuh oleh tembakan mortir di dekat Slaviansk pada akhir Mei dengan rekan Rusia-nya, Andrei Mironov.

Laman Saluran Satu menyatakan perut Klyan tertembak setelah awak film ditembaki ketika akan mengambil gambar di dekat satuan tentara pendukung Kiev di wilayah tersebut.

Dikatakannya, wartawan menyertai sekelompok ibu prajurit, yang ke satuan itu "untuk menemui dan membawa pulang" anak mereka.

Bus pembawa para ibu dan wartawan itu mundur setelah diserang saat mendekati pangkalan tersebut.

Klyan meninggal sesudah sekelompok orang menembakkan senapan otomatis setelah meninggalkan bus, kata saluran itu.

Rusia mengecam pembunuhan wartawannya dan menyeru Kiev menghentikan gerakan di Donetsk dan wilayah Luhansk, tempat kelompok pemberontak menduduki bangunan negara dan gudang senjata.

Pada 17 Juni, wartawan Rusia dan petugas suara untuk televisi pemerintah tewas akibat tembakan mortir dalam bentrokan di dekat Luhansk.

Kekerasan sesekali berlangsung di Ukraina timur, meskipun gencatan senjata diberlakukan oleh Presiden Ukraina Petro Poroshenko pada 20 Juni untuk memungkinkan pembicaraan perdamaian dengan pemberontak.

Tank dan pesawat tempur Ukraina pada Selasa melancarkan serangan hebat terhadap pemberontak negara itu setelah menolak usaha Eropa menyelamatkan gencatan senjata 10 hari.

Presiden Poroshenko dukungan Barat mengemukakan kepada seluruh negara itu dalam pidato nasional pada Senin malam bahwa rencana perdamaiannya bagi kemelut terburuk Ukraina sejak kemerdekaan itu digunakan pejuang untuk menghimpun kekuatan dan menambah senjata berat dari Rusia, demikian AFP.

(B002)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014