Rio de Janeiro (ANTARA News) - Lionel Messi, Neymar dan Robin van Persie memang menjadi headline di mana-mana, tetapi para pahlawan sejati Piala Dunia adalah para penjaga gawang seperti Tim Howard, Guillermo Ochoa dan Julio Cesar yang berjibaku menyelamatkan gawang mereka.

"Dua kata..TIM HOWARD #respect."  Itu adalah komentar singkat via Twitter dari kapten Belgia Vincent Kompany beberapa menit setelah negaranya mengalahkan Amerika Serikat pada laga 16 Besar Rabu dini hari tadi.

Pemain Belgia Romelu Lukaku yang menciptakan gol penentu kemenangan dan Dries Mertens, memeluk Howard di akhir pertempuran 120 menit melawan kiper Everton berusia 35 tahun itu.

16 kali penyelamatan yang dilakukan Howard dengan beberapa diantaranya dari tembakan jarak dekat yang dua diantaranya dia mentalkan ke atas tiang gawang, adalah rekor pada Piala Dunia sejak 1966.

Pertahanan AS sepertinya tak mampu menghadapi gelombang serangan Belgia dari Mertens, Divock Origi dan Eden Hazard. Pelatih AS Jurgen Klinsmann menyebut Howard membuat timnya bertahan sampai akhir pertandingan. AS berpeluang menyamakan kedudukan pada detik-detik terakhir.

"Bagaimana Tim bermain malam ini adalah sungguh fenomenal," kata Klinsmann. "Begitu pertandingan berjalan, di atas sokongan penampilan Tim kami bangkit pada pertandingan itu."

Pujian serupa diberikan kepada Ochoa yang membuat Meksiko menahan seri 0-0 Brasil pada laga Grup A, dan Julius Cesar atas aksi heroiknya terus menyudutkan Chile pada laga yang dimenangi Brasil guna mencapai perempat final.

Kiper Kosta Rika Keylor Navas menjadi pahlawan timnya yang harus bermain dengan sepuluh orang ketika mengalahkan Yunani pada babak 16 Besar.

Sebagai libero

Penjaga gawang Jerman Manuel Neuer disanjung ketika buru-buru keluar dari sarangnya untuk mengamankan bola ketika Aljazair merangsek ke depan pada laga Senin lalu.

"Dia bereaksi seperti libero dan melindungi kami dari banyak situasi yang berbau bahaya," kata pelatih Jerman Joachim Loew.

Neuer selama ini tampil bagus bersama Bayern Munchen. Untuk sejumlah penjaga gawang penampilan cemerlang adalah jaminan kelangsungan karir.

Ochoa yang menahan Brasil selama 90 menit, berstatus tanpa klub setelah klubnya di Liga Prancis, Ajaccio, terdegradasi ke divisi dua dan kontraknya habis bulan lalu.

Penyelamatan satu tangan atas sundulan keras striker Brasil Neymar darinya disetarakan dengan penyelamatan legendaris kiper Inggris Gordon Banks saat mementahkan Pele pada Piala Dunia 1970.

"Saya merasa sungguh tersanjung," kata Ochoa (29) mengenai penyetaraan dengan Banks itu.

Penampilannya di Fortaleza itu membuat klub-klub Liga Utama Inggris seperti Liverpool, tertarik.

Lucky Rabbit

Navas dari Kosta Rika adalah kiper lainnya yang menjadi "man-of-the-match" ketika timnya mengalahkan Yunani mencapai perempat final untuk pertama kalinya.

Di negerinya Navas dijuluki "Lucky Rabbit", julukan untuk Luis Gabelo Conejo, yang menjaga gawang Kosta Rika pada putaran final Piala Dunia 1990.

Setelah mementahkan Italia dan Uruguay dalam kemenangan bersejarah di fase grup, Navas kembali tampil spektakuler ketika menahan tendangan pemain Yunani Fanis Gekas dalam adu penalti.

Navas yang bermain untuk klub Spanyol Levante berkata, "Saya sudah pernah menghadapi para pemain besar dan saya tidak takut. Adalah tantangan besar bagi saya untuk menghadapi yang terbaik."

Penjaga gawang Brasil Julio Cesar berharap dia penyelamatannya dalam adu penalti melawan Chile membuatnya berubah dari musuh nasional menjadi tokoh yang dihormati bersama legenda-legenda sepak bola lain di negerinya.

Pemain berusia 34 tahun itu menjadi sasaran kebencian nasional sejak kegagalannya pada adu penalti menjadi biang kekalahan Brasil dari Belanda pada perempat final Piala Dunia 2010.

Cesar mengaku mengenakan kalung salib yang diberikan kiper cadangan Victor, ketika berada di depan gawang untuk adu penalti melawan Chile. Dia menyelamatkan dua penalti, sedangkan tendangan pemain Chile Gonzalo Jara membentur tiang gawang untuk mental ke luar gawang.

"Julio Cesar dan tiang gawang menyelamatkan Brasil dari kehinaan di negeri sendiri," tulis surat kabar Folha de Sao Paulo di halaman depannya.

"Setelah Piala Dunia (2010) disebut penjahat, itu buruk sekali bagi saya," kata Cesar. "Saya mendapat dukungan keluarga saya yang satu-satunya mendukung saya. Ini membuat saya memiliki kekuatan penting untuk terus maju," kata sang penjaga gawang secara emosial sembari menahan air mata, seperti dikutip AFP.




Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014