agar ketika nanti mereka sudah pensiun, mereka bisa tetap merasakan manisnya buah perjuangan mereka
Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Zannuba Arifah Chafsoh alias Yenny Wahid menginginkan para atlet, khususnya panjat tebing, dapat mengelola keuangan mereka saat masa pensiun.
Dengan alasan itu, pihaknya bersama Bursa Efek Indonesia (BEI) menyelenggarakan kegiatan bertajuk Ring the Bell for Financial Literacy (RTBFL) atau literasi keuangan bagi para atlet panjat tebing.
“Kami dari federasi ingin membantu mereka mengelola keuangan mereka, agar ketika nanti mereka sudah pensiun, mereka bisa tetap merasakan manisnya buah perjuangan mereka ketika mereka masih dalam masa-masa produktif,” ujar Yenny saat sesi doorstop di Gedung BEI Jakarta, Selasa.
Yenny berharap kegiatan literasi keuangan meningkatkan kepedulian para atlet panjat tebing Indonesia untuk melakukan investasi, terutama di pasar saham.
Selama ini, lanjutnya, para atlet panjat tebing Indonesia cenderung masih konservatif dengan berinvestasi pada sektor properti ataupun instrumen emas.
Baca juga: BEI gelar literasi keuangan ke atlet panjat tebing Indonesia
Baca juga: BEI catat ada 28 perusahaan antre gelar IPO
“Anak-anak ini bagaimana caranya agar uang yang hasil kerja keras mereka itu kemudian bisa ditabung, diinvestasikan, dikembangkan lagi ke depannya agar mereka bisa lebih nyaman di masa pensiun nanti,” ujar Yenny.
Ia menjelaskan bahwa para atlet yang masih berusia muda memiliki potensi terjerat dalam investasi bodong, pinjaman online (pinjol), judi online (judol), hingga robot trading.
“Mungkin, awalnya dari para atlet yang di tingkat pelatnas, tingkat nasional, kami ingin juga nanti membawa atlet-atlet dari tingkat provinsi, daerah, kota, kabupaten, bahkan sampai ke klub-klub bisa mendapatkan edukasi yang lebih baik,” ujar Yenny.
Ia meyakini bahwa literasi keuangan ini dapat menginspirasi generasi muda Indonesia, khususnya para atlet untuk menghadapi tantangan keuangan dengan pengetahuan yang kuat dan mental yang tangguh.
"Uang yang sama tidak cukup untuk membeli barang di 10 tahun ke depan, misalnya. Ini teman-teman kita ajari untuk bisa lebih wise, bisa lebih punya kemampuan untuk mengelola keuangan yang lebih baik,” ujar Yenny.
Baca juga: BEI minta Sritex berikan penjelasan terkait putusan pailit
Baca juga: BEI : Rencana kerja 2025 akan fokus pendalaman dan perluasan pasar
Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024