Jakarta (ANTARA) - PT TBS Energi Utama Tbk (“TBS” atau "Perseroan") mengungkapkan bahwa pendekatan Perseroan dalam pengembangan bisnis hijau merupakan langkah strategis untuk masa depan.

“Kami optimistis bahwa investasi di sektor pengelolaan limbah, energi terbarukan dan kendaraan listrik sejalan dengan visi pertumbuhan jangka panjang Perseroan dan menjadi fondasi yang kokoh bagi stabilitas bisnis kami," ujar Direktur PT TBS Energi Utama Tbk Mufti Utomo dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa.

PT TBS Energi Utama Tbk (IDX: TOBA) mencatatkan kinerja keuangan yang positif pada kuartal 3 tahun 2024. TBS berhasil mencatatkan peningkatan laba bersih sebesar 187,8 persen Year-on-Year (YoY) menjadi 54,4 juta dolar AS. Tidak hanya itu, EBITDA Perseroan juga meningkat 65,6 persen menjadi 118,9 juta dolar AS.

Langkah strategis TBS dalam memperluas bisnis pengelolaan limbah melalui ekspansi dan akuisisi terbaru telah berkontribusi sebesar 3,7 juta dolar AS dalam EBITDA, menunjukkan komitmen terhadap keberlanjutan dapat mendukung kinerja keuangan yang solid. Dengan pengelolaan yang tepat, inisiatif hijau ini diharapkan akan terus memperkuat EBITDA dan menciptakan aliran kas yang stabil bagi Perseroan.

Komitmen TBS terhadap praktik bisnis berkelanjutan tetap menjadi landasan operasional perusahaan, dengan fokus pada pengembangan kendaraan listrik, energi terbarukan, dan pengelolaan limbah. Dalam sembilan bulan pertama 2024, TBS telah berhasil meraih berbagai capaian penting dalam inisiatif bisnis hijau. Unit kendaraan listrik roda dua, Electrum, berhasil meluncurkan 3.010 unit EV di jalanan Jakarta, meningkat lebih dari empat kali lipat dibandingkan akhir 2023.

Perseroan juga telah memasang 230 stasiun penukaran baterai (Battery Swap Stations) di berbagai lokasi untuk mendukung ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Model kendaraan Electrum terbaru, H3i, menargetkan pasar konsumen dengan pilihan warna baru dan fitur kenyamanan, sedangkan H1 dirancang khusus untuk keperluan B2B dengan baterai ganda dan jangkauan jarak yang lebih panjang.

Di sektor energi terbarukan, TBS telah menandatangani Perjanjian Pembelian Listrik (PPA) untuk proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terapung di Batam pada Februari 2024. Perseroan juga mengumumkan telah mencapai Financial Closing untuk proyek ini.

Sesuai dengan Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (Power Purchase Agreement - PPA) yang telah disepakati sebelumnya, tanggal 8 Oktober ditetapkan sebagai tanggal pembiayaan proyek ini, sekaligus menegaskan bahwa proyek berada on track sesuai jadwal. Proyek ini akan memiliki kapasitas 46 MWp dengan target operasi penuh pada kuartal keempat 2025. Inisiatif ini memperkuat posisi Perseroan dalam sektor energi terbarukan dan memberikan keyakinan bagi para pemangku kepentingan akan visi jangka panjang Perseroan.

Meskipun memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan Perseroan, Perseroan juga telah mengambil keputusan strategis untuk melakukan divestasi terhadap dua aset Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan kapasitas total 200 MW melalui penjualan seluruh saham Perseroan (langsung maupun tidak langsung) di PT Minahasa Cahaya Lestari (MCL) dan PT Gorontalo Listrik Perdana (GLP).

Direktur PT TBS Energi Utama Tbk Juli Oktarina mengatakan, penjualan ini merupakan langkah strategis dalam mempercepat transisi Perseroan menuju bisnis berkelanjutan serta mendukung upaya untuk mencapai netralitas karbon pada tahun 2030. Dana yang diperoleh dari transaksi ini akan dialokasikan untuk investasi di sektor-sektor berkelanjutan, memperkuat struktur modal perusahaan, dan rencana pembelian kembali saham yang bertujuan memberikan nilai tambah bagi para pemegang saham.

Baca juga: Kadin: Cakupan potensi bisnis berkelanjutan Indonesia sangat luas
Baca juga: Bappenas beberkan peran bisnis dalam pelaksanaan ekonomi hijau

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024