Gaza City, Palestina (ANTARA) - Hamas pada Selasa (29/10) mengumumkan bahwa mereka telah menanggapi permintaan mediator untuk membahas proposal baru terkait gencatan senjata di Jalur Gaza serta menyelesaikan kesepakatan pertukaran sandera.
“Terkait negosiasi gencatan senjata, Hamas telah menanggapi permintaan mediator untuk mengeksplorasi proposal baru mengenai gencatan senjata dan pertukaran sandera,” ujar pejabat senior Hamas, Sami Abu Zuhri, dalam konferensi pers.
Ia menyebut bahwa kelompok perlawanan Palestina itu telah mengadakan “beberapa pertemuan terkait hal ini” dan menambahkan bahwa “pertemuan lainnya akan diadakan dalam konteks yang sama.”
Abu Zuhri menegaskan kembali keterbukaan Hamas “terhadap kesepakatan atau gagasan apa pun yang dapat mengakhiri penderitaan rakyat kami di Gaza, mewujudkan gencatan senjata total, memastikan penarikan pendudukan dari seluruh wilayah, mencabut blokade, menyediakan bantuan, dukungan, serta tempat tinggal bagi rakyat kami, mendukung rekonstruksi, serta menjamin kesepakatan serius untuk para tahanan.”
Israel memperkirakan bahwa 101 sandera masih ditahan oleh Hamas di Gaza, beberapa di antaranya diyakini telah tewas akibat serangan udara Israel di wilayah padat penduduk tersebut.
Upaya mediasi yang dipimpin oleh Amerika Serikat, Mesir, dan Qatar belum berhasil mencapai gencatan senjata di Gaza, tetapi Washington menyatakan bahwa tewasnya pemimpin Hamas, Yahya Sinwar, pada 18 Oktober, mungkin akan membuka jalan bagi terobosan dalam pembicaraan.
Namun, Hamas menegaskan bahwa konflik akan berakhir jika Israel menghentikan kampanye serangan militer di wilayah yang diblokade, yang telah menewaskan lebih dari 43.060 orang sejak tahun lalu.
Tentara Israel telah melanjutkan serangan besar-besaran di Gaza sejak insiden lintas batas oleh Hamas pada Oktober lalu, meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera.
Lebih dari 43.000 orang telah tewas, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan lebih dari 101.100 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.
Serangan Israel telah menyebabkan hampir seluruh populasi di wilayah tersebut mengungsi di tengah blokade yang menyebabkan kekurangan parah makanan, air bersih, dan obat-obatan.
Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas tindakannya yang brutal di Gaza.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Hamas bersikeras gencatan senjata dulu sebelum berunding dengan Israel
Baca juga: Hamas kutuk serangan Israel ke Iran karena ancam stabilitas regional
Baca juga: Hamas kecam 'aksi jahat' Israel di permukiman Beit Lahia, Gaza utara
Penerjemah: Primayanti
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2024