London (ANTARA) - Sebanyak delapan anggota pasukan penjaga perdamaian PBB berkebangsaan Austria di Lebanon mengalami luka-luka akibat serangan roket Israel, demikian menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri Austria, pada Selasa (29/10).

Pada platform X, Alexander Schallenberg menyatakan 'kegeramannya' atas serangan hari ini terhadap pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL).

"Keselamatan dan keamanan pasukan helm biru harus dijamin sepanjang waktu. Serangan terhadap pasukan penjaga perdamaian PBB merupakan pelanggaran terhadap hukum internasional dan amat sangat tidak dapat diterima," tulisnya di X.

UNIFIL beroperasi di antara Sungai Litani di bagian selatan Lebanon dan Garis Biru (Blue Line), yang menjadi garis perbatasan dengan Israel, sebagai bagian dari mandat Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701 untuk memelihara keamanan di kawasan tersebut.

Israel telah meningkatkan serangan udara besar-besaran di Lebanon sejak bulan lalu terhadap apa yang diklaim sebagai sejumlah sasaran Hizbullah, dalam sebuah eskalasi setahun perang lintas batas antara Israel dan kelompok Hizbullah Lebanon sejak Israel memulai serangan brutal di Jalur Gaza tahun lalu.

Israel memperluas konflik kawasan pada tahun ini dengan melancarkan serangan darat ke wilayah Lebanon selatan pada 1 Oktober.

Sumber: Anadolu

Baca juga: UNIFIL: Pasukan Israel hancurkan menara pengawas di Lebanon selatan
Baca juga: PM Irlandia tegaskan dukungan buat Lebanon di tengah serangan Israel
Baca juga: KRI SIM-367 bersiap jelang penugasan bersama MTF UNIFIL di Lebanon

Penerjemah: Primayanti
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2024