Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta pada Kamis pagi, bergerak menguat sebesar 54 poin menjadi Rp11.571 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp11.625 per dolar AS.

"Optimisme pasca-pelaksanaan pemilu presiden yang terkendali membuat laju nilai tukar rupiah masih berada dalam tren penguatannya," ujar Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada di Jakarta, Kamis.

Di sisi lain, lanjut dia, penguatan mata uang rupiah juga didorong faktor kenaikan posisi cadangan devisa per Juni 2014, suksesnya penyerapan surat utang negara (SUN), dan perkiraan masih akan tetapnya suku bunga acuan (BI rate).

Ia menambahkan, Bank Indonesia juga diperkirakan tetap mempertahankan tingkat suku bunga acuan (BI rate) di level 7,5 persen.

Dari eksternal, ia mengatakan tren penurunan harga minyak dunia juga masih berpeluang menjaga tren penguatan mata uang rupiah terhadap dolar AS.

"Menurunnya harga minyak akan mengurangi beban impor minyak sehingga perbaikan neraca perdagangan dapat berlanjut," katanya.

Sementara itu, Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menambahkan bahwa terjaganya situasi aman dan tertib pasca-pilpres juga akan meningkatkan kepercayaan investor masuk ke Indonesia.

"Dengan demikian, ekonomi Indonesia bisa terjaga dan terus mengalami pertumbuhan," katanya.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014