"Sampai siang ini (1/11) pukul 14.55 WS, tidak ada WNI di Taiwan yang menjadi korban atau terdampak Taifun Kong-Rey," kata Kepala KDEI Arif Sulistyo saat dihubungi ANTARA di Taipei, Taiwan, Jumat.
Hal itu, kata Arif, berdasarkan koordinasi KDEI Taipei dengan otoritas Taiwan, organisasi masyarakat dan elemen masyarakat Indonesia terkait Taifun Kong-Rey.
Baca juga: Kemlu RI pastikan tak ada WNI jadi korban Taifun Kong-rey di Taiwan
Selain, itu KDEI Taipei juga mengimbau seluruh WNI untuk mengikuti dan memantau perkembangan informasi terbaru dari otoritas Taiwan dan KDEI Taipei.
Badai Taifun Kong-rey merupakan badai terbesar sejak 1996 atau dalam 30 tahun terakhir. Kecepatan badai diketahui hingga 184 per jam berlangsung hingga malam hari.
Berdasarkan pantauan di Distrik Zhongzheng hingga Kamis (31/10) malam, hujan deras disertai angin kencang melanda.
Baca juga: Dilanda topan, 27 orang terluka, sejumlah turis asing hilang di Taiwan
Spanduk besar terlepas dari gedung dan menutup ruas jalan. Polisi berjaga di sekeliling memastikan keamanan sekitar.
Deretan pertokoan tutup di kawasan tersebut. Adapun sejumlah pengendara motor dan mobil masih nampak mengisi jalanan.
KDEI mencatat sebanyak lebih dari 300 ribu WNI tinggal di Taiwan. Dengan hampir sebanyak 80 persen bekerja sebagai orang yang merawat anggota keluarga sedang sakit ataupun berkebutuhan khusus (caregiver).
Dipastikan para pekerja migran Indonesia (PMI) mendapatkan dua asuransi, yakni asuransi kesehatan sebesar NTD 426 per bulan dan asuransi tenaga kerja NTD 604 per bulan.
"Besaran iuran asuransi akan menyesuaikan gaji. Jadi untuk tahun depan gaji akan naik, maka iuran asuransi kesehatan dan asuransi tenaga kerja juga akan naik," ujarnya.
Pewarta: Luthfia Miranda Putri
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2024