Banjir lahar dingin juga patut diantisipasi jangan sampai masyarakat tidak siap
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah daerah di Sumatera Barat didorong cepat mengambil langkah antisipasi potensi dampak yang ditimbulkan dari aktivitas Gunung Marapi yang kini berstatus Siaga/Level III kepada warga di sekitarnya.
“Termasuk bila diperlukan segera melakukan evakuasi warga,” kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto dalam daring konferensi pers yang diikuti dari Jakarta, Kamis.
Suharyanto menjelaskan mengevakuasi warga merupakan langkah yang paling aman supaya mereka terhindar dari bahaya bencana. Kemudian upaya mitigasi bisa dilakukan dengan aman, seperti membuat hujan buatan, tapi segala sesuatunya mesti dipertimbangkan secara baik.
Baca juga: PVMBG: Status Gunung Marapi naik menjadi Siaga
Berdasarkan peta risiko kerawanan bencana yang dimiliki BNPB, selain lontaran material vulkanik, endapan material di sekitar kawah/lereng Gunung Marapi juga berisiko bahaya bagi masyarakat karena sewaktu-waktu dapat turun melalui aliran sungai ketika diguyur hujan berintensitas deras dan berdurasi panjang.
Hal ini sebagaimana peristiwa yang terjadi pada awal Mei 2024. Sedikitnya 1.000 meter kubik endapan material vulkanik di bibir kawah Gunung Marapi mengalir terbawa hujan deras hingga menyebabkan jumlah korban dan kerusakan yang signifikan di lima kabupaten/kota, salah satunya Kabupaten Tanah Datar dan Agam, Sumatera Barat.
“Banjir lahar dingin juga patut diantisipasi, jangan sampai masyarakat tidak siap. Untuk menurunkan endapan itu bisa dilakukan dengan hujan buatan atau mengendalikan supaya hujan bisa normal dengan operasi modifikasi cuaca,” imbuhnya.
Baca juga: Korban banjir bandang Gunung Marapi harap bantuan Presiden segera cair
Badan Geologi Kementerian ESDM menaikkan status aktivitas Gunung Marapi yang berada di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat dari Level II (Waspada) menjadi Level III (Siaga) terhitung 6 November 2024 pukul 15.00 WIB.
Secara visual, selama beberapa waktu terakhir aktivitas Gunung Marapi cenderung meningkat. Aktivitas hembusan dan letusan semakin intensif, dimana tinggi kolom abu erupsi teramati 2.000 meter di atas puncak pada 27 Oktober 2024 dan 1.500 meter di atas puncak pada 6 November 2024 pukul 05.44 WIB.
Menyikapi kenaikan status atau level tersebut, Badan Geologi mengeluarkan sejumlah rekomendasi kepada masyarakat, pendaki, atau pengunjung, agar tidak memasuki dan berkegiatan di dalam wilayah radius 4,5 kilometer dari pusat erupsi (Kawah Verbeek).
Baca juga: BPBD larang beraktivitas dalam radius 4,5 km dari Gunung Marapi
Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024