Kami siap mendukung pemerintahan baru di bawah Presiden Prabowo Subianto dalam mengambil langkah-langkah yang bijaksana untuk memelihara daya saing global industri sawit sebagai sumber makanan dan energi yang terbarukan sebagaimana digariskan dalam A
Bali (ANTARA) - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) menyatakan siap bersinergi dengan pemerintahan Presiden Prabowo dalam menghadapi tantangan global, agar mewujudkan industri sawit sebagai komoditas ekspor unggulan yang strategis.
"Kami siap mendukung pemerintahan baru di bawah Presiden Prabowo Subianto dalam mengambil langkah-langkah yang bijaksana untuk memelihara daya saing global industri sawit sebagai sumber makanan dan energi yang terbarukan sebagaimana digariskan dalam Asta Cita," kata Ketua Umum Gapki Eddy Martono dalam acara Indonesia Palm Oil Conference (IPOC) 2024 di Bali, Kamis.
Dirinya mengatakan, Industri sawit domestik saat ini menghadapi ketidakpastian, karena potensi krisis makanan dan energi, serta hambatan perdagangan yang diberlakukan negara-negara importir, seperti peraturan bebas deforestasi Uni Eropa (European Union Deforestation Regulation/EUDR).
Sementara itu, ia mengatakan produksi sawit yang stagnan dalam beberapa tahun terakhir ini, sebagai akibat dari lambatnya pelaksanaan penanaman kembali (replanting) di lahan-lahan kebun para petani sawit.
Adapun tindakan yang perlu dilakukan yakni penguatan praktik produksi yang keberlanjutan, sinergi antara pemangku kepentingan industri kelapa sawit, dan memacu pelaksanaan program penanaman kembali lahan sawit petani (PSR).
“Ini terutama perlu untuk mendukung program biodiesel pemerintah karena akan ditingkatkan ke B50 di tahun 2026, tanpa mengganggu kebutuhan makanan dan ekspor,” katanya.
Selain itu, menurutnya, diperlukan juga advokasi perdagangan bebas dan adil, karena setiap hambatan perdagangan akan menambah beban, serta biaya bagi industri.
Eddy menjelaskan bahwa sampai Agustus 2024 produksi sawit mencapai 34.7 juta ton. Dalam periode yang sama ekspor, termasuk biodiesel dan oleokimia, mencapai lebih dari 20.1 juta ton. Ekspor ini menyumbangkan devisa sekitar 17.349 juta dolar AS bagi Indonesia dengan konsumsi domestik tercatat di angka 15.6 juta ton.
“Tapi kinerja itu lebih rendah dari tahun kemarin. Selama periode yang sama tahun lalu, produksi sawit mencapai 36.2 juta ton, ekspor 21.9 juta ton, dan nilainya melebihi 20,597 juta dolar AS,” katanya.
Baca juga: Gapki minta pemerintah ikut lindungi industri sawit dari isu negatif
Baca juga: Gapki sebut industri sawit masih hadapi sejumlah tantangan
Baca juga: Menperin yakini nilai ekonomi basis sawit bisa capai Rp775 triliun
Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2024