Kuala Lumpur (ANTARA) - Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengundang Presiden China Xi Jinping untuk menghadiri KTT ASEAN GCC+China, yang akan diselenggarakan di Malaysia pada 2025.

Anwar melalui akun media sosialnya diakses di Kuala Lumpur, Jumat, mengatakan ia mengakhiri lawatan di China dan melakukan kunjungan kehormatan kepada Presiden Xi di Aula Besar Rakyat pada Kamis (7/11) malam.

Selain menyinggung 50 tahun hubungan bilateral kedua negara serta menyatakan siap mempererat persahabatan itu, Anwar mengatakan ia sekaligus mengundang langsung Xi Jinping untuk menghadiri KTT ASEAN Gulf Cooperation Council plus China (KTT GCC+China).

Pelibatan negara-negara kerja sama teluk (GCC), yakni Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Qatar, Bahrain, Kuwait, dan China dalam KTT ASEAN akan menjadi yang pertama dilakukan pada 2025 nanti, saat Malaysia memegang Keketuaan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara.

PM Malaysia itu melakukan kunjungan kerja ke China pada 4-7 November. Selama lawatannya, ia bertemu dengan Perdana Menteri China Li Qiang serta menjadi pembicara utama pada Ekspo Impor Internasional China (CIIE) ke-7 di Shanghai.

CIIE merupakan platform untuk negara-negara yang terlibat aktif dalam Inisiatif Jalur dan Laluan (Belt and Road Initiative) yang digagas China untuk mendorong dan mengekspor barang dan jasa ke negara itu.

Di Shanghai, Anwar melakukan sejumlah pertemuan dengan beberapa calon investor di China, seperti Chengwei Capital, perusahaan modal semikonduktor dan NRL Capital, yang berperan dalam pengembangan klaster industri teknologi tinggi di China.

“Insya Allah, kedua investor ini akan menjajaki kerja sama dengan Khazanah (Khazanah Nasional Berhad) dalam upaya melahirkan perusahaan generasi baru di Malaysia untuk memperkuat posisi negara tersebut dalam rantai pasokan global, khususnya di sektor teknologi tinggi,” ujar Anwar.

Di Beijing, Anwar mengunjungi Huawei dan melihat pengembangan teknologi 5.5G, komputasi awan dan kecerdasan buatan (AI) yang telah mendorong transformasi digital di sektor pemerintahan dan industri.

Ia mengatakan mendapat informasi tentang beberapa teknologi Huawei yang digunakan untuk mengungkap beberapa permasalahan di Malaysia, terutama dalam menjembatani kesenjangan digital.

Penanganan masalah itu mencakup penyediaan ratusan situs jaringan seluler serta layanan awan dan pusat operasi pintar di Sarawak, yang membantu meningkatkan jangkauan jaringan nirkabel di wilayah pedesaan, sehingga mempercepat laju transformasi digital.


Baca juga: Xi Jinping bertemu Anwar Ibrahim, sepakat implementasi proyek unggulan

Baca juga: PM Malaysia sebut ASEAN 2025 istimewa karena libatkan GCC plus China

Malaysia siap mencontoh hilirisasi industri, ekonomi digital Indonesia

Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2024