Banyuwangi, Jawa Timur (ANTARA) - Perusahaan teknologi keuangan mikro yang fokus pada pemberdayaan perempuan, PT Amartha Mikro Fintek (Amartha) mendukung pelaku usaha UMKM di Desa Jambesari, Kecamatan Giri, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.

Dukungan tersebut dihadirkan salah satunya melalui penghargaan “Amartha Local Heroes” ke penenun kain terakhir suku Osing sekaligus pelestari tenun, Siami yang kini berusia 74 tahun serta bantuan dana yang dimanfaatkan pelaku usaha.

“Jadi di Amartha itu ada local hero ya, itu kita memberikan penghargaan ke ibu-ibu yang bisa memberikan invasi atau dampak perubahan,” ujar Kepala Bisnis Mikro Bisnis Amartha area Jawa Timur Abdul Munim Zainul saat ditemui di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat.

Adapun pemberian penghargaan pahlawan lokal ini diberikan karena Siami dianggap menjadi pelestari kebudayaan yang berdampak secara berkelanjutan lewat karya kain tenun kreasinya. Siami yang merupakan generasi ketiga yang belajar menenun sejak 1965 atau saat mengenyam pendidikan sekolah dasar.

Baca juga: Cara Suku Osing lestarikan adat untuk generasi masa depan

“Apalagi bu Siami adalah penenun terakhir ya jadi kami harus berpikir bahwa ini memang harus dilestarikan. Dan ada penerus lagi nih ke depannya nanti seperti itu,” katanya lagi.

Zainul menilai, karya Siami mampu menginspirasi masyarakat Indonesia secara luas melalui kain tenun yang tak mudah dipelajari. Namun memiliki nilai budaya lokal yang sarat akan tradisi.

Tenun khas suku Osing mengalami kendala dalam pelestariannya, hal ini karena satu alat tenun hanya boleh digunakan oleh satu orang saja yang merupakan warisan turun temurun. Sehingga bagi putri yang ingin melanjutkan tradisi menenun sang ibu harus menunggu hingga alat tersebut diwariskan pada putri penerus.

Kendala lain yakni tidak adanya perajin alat tenun khas Osing, sehingga untuk belajar menenun memang terdapat kendala yang cukup berarti.

Menjawab tantangan itu, Busana yang merupakan menantu dari Siami kini pun telah menduplikasi alat tenun yang sepenuhnya terbuat dari bahan-bahan sekitar. Termasuk kerangka alat tenun yang terbuat dari kayu, namun kini memang belum dapat digunakan karena masih dalam proses penyempurnaan.

Baca juga: Menparekraf: Wisata Adat Osing Banyuwangi layak ditawarkan ke wisman

Lebih jauh, Ariyana (43) yang merupakan putri Siami, bertekad untuk melanjutkan kegiatan sang ibu untuk menenun kain kas Osing. Selama ini ia turut membantu sang ibu untuk memintal benang untuk ditenun.

Ia juga mengapresiasi Amartha yang telah memberikan penghargaan dan bantuan sehingga dapat memanfaatkannya untuk belanja modal berupa benang.

Pewarta: Sinta Ambarwati
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2024