Kalau kita lihat, pergerakan nilai tukar kita sempat mengalami penguatan yang cukup baik sampai Oktober lalu, bahkan mencapai Rp15.200...,
Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pelemahan nilai tukar rupiah akibat terpilihnya kembali Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) masih lebih baik dibandingkan nilai tukar mata uang negara sejawat (peers).
“Dengan terpilihnya Trump, dolar AS mengalami penguatan dan rupiah tertekan. Tapi, rupiah kita kalau dibandingkan negara lain, baik negara G7 maupun G20, masih lebih baik,” kata Sri Mulyani saat konferensi pers APBN KiTa Edisi November 2024 di Jakarta, Jumat.
Dolar AS mengalami apresiasi sebesar 3,13 persen, sementara rupiah terdepresiasi sebesar 2,68 persen (year-to-date/ytd).
Namun, depresiasi mata uang sejumlah negara lain lebih rendah dari rupiah, seperti peso Filipina yang terdepresiasi sebesar 5,69 persen, won Korea Selatan 6,79 persen, dan yen Jepang 7,78 persen.
“Kalau kita lihat, pergerakan nilai tukar kita sempat mengalami penguatan yang cukup baik sampai Oktober lalu, bahkan mencapai Rp15.200. Kemudian terjadi sentimen global, termasuk potensi Fed Fund Rate (FFR) akan diturunkan lagi dan terpilihnya Presiden Trump,” jelas dia.
Sementara itu, tren imbal hasil (yield) surat berharga negara (SBN) domestik cenderung sideways, karena masih terpengaruh oleh cukup tingginya ketidakpastian global.
Hingga Oktober, yield obligasi 10 tahun Indonesia mengalami penurunan. Namun kemudian sedikit meningkat pada minggu terakhir, di mana yield mencapai 6,76 persen. Sementara yield US Treasury dalam tren meningkat ke 4,4 persen.
“Selisih (spead) antara obligasi 10 tahun kita dengan US Treasury masih cukup rendah,” ujarnya.
Dari sisi aliran modal, pasar SBN mengalami aliran dana masuk (inflow) sebesar Rp14,98 triliun pada Oktober. Namun, pada November (sampai dengan 6 November), tercatat outflow sebesar Rp4,12 triliun karena adanya sentimen dari Pilpres AS.
Kendati begitu, secara ytd, pasar SBN mencatatkan inflow sebesar Rp39,40 triliun.
“Itu adalah kondisi perekonomian kita yang akan terus kita pantau, kita kelola terutama menjelang akhir tahun. Kita tentu akan mengikuti nanti perkembangan di kuartal-IV untuk APBN sendiri maupun perekonomian secara keseluruhan. Kita berharap nanti akan tetap terjaga sampai akhir tahun dalam posisi yang positif,” tutur Sri Mulyani.
Pewarta: Imamatul Silfia
Editor: Abdul Hakim Muhiddin
Copyright © ANTARA 2024