Jakarta (ANTARA) - Direktur Sekolah Menengah Atas (SMA) Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Winner Jihad Akbar menyebut saat ini cukup banyak sekolah yang belum menaruh perhatian terhadap program Gerakan Sekolah Sehat (GSS).
Padahal, menurut dia, pemerintah terus menggencarkan GSS untuk menciptakan generasi unggulan pada tahun 2045.
Pada kegiatan webinar "Dukungan Gerakan Sekolah Sehat dalam Meningkatkan 5 Sehat di Satuan Pendidikan" secara daring, Jumat, disebutkannya bahwa dalam survei internal yang dilakukan, dari target 80 persen di tahun 2024, ternyata masih banyak yang belum melakukan program tersebut bahkan belum mengetahuinya.
“Berdasarkan survei yang kami lakukan, sejak diluncurkan sampai saat ini belum banyak satuan pendidikan yang mengetahui secara baik, secara utuh tentang GSS ini,” kata Winner Jihad Akbar.
Dengan begitu, perlu adanya dukungan dari berbagai satuan sekolah untuk mendukung program ini agar berjalan lancar. Dikatakan oleh dia, program ini memiliki banyak manfaat untuk mencetak bibit unggul di masa mendatang.
“Pendidikan merupakan suatu modal untuk menciptakan sumber daya manusia yang unggul sebagai modal kita dalam mewujudkan Indonesia emas tahun 2045,” ucap dia.
GSS ini merupakan program yang bertujuan untuk membiasakan hidup bersih dan sehat di sekolah. Program ini melibatkan pemerintah, satuan pendidikan, mitra, dan masyarakat.
Program ini juga memiliki lima tujuan kesehatan seperti Sehat Bergizi, Sehat Fisik, Sehat Imunisasi, Sehat Jiwa, Sehat Lingkungan.
“Untuk bagian dari mewujudkan pendidikan bermutu dan untuk pendidikan bagi seluruh negeri Indonesia yang merata, kita memerlukan sumber daya yang sehat paripurna dimana sehat paripurna bisa melalui sehat secara fisik maupun psikologis dan juga secara sosial,” tutur dia.
GSS ini menyasar tidak hanya satuan pendidikan melainkan juga pemerintah provinsi/kabupaten/kota. Selain itu, juga sekolah/satuan pendidikan di semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan (PAUD, SD/MI/sederajat, SMP/MTs/sederajat, SMA/SMK/MA/MAK/sederajat, SLB, SKB, dan PKBM).
Meski begitu fokusnya masih terhadap peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan, komite sekolah, orang tua dan juga masyarakat.
Baca juga: Kemendikbud perkuat akselerasi implementasi GSS hadapi perubahan iklim
Baca juga: Program GSS bisa dilakukan di satuan pendidikan meski minim fasilitas
Pewarta: Chairul Rohman
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024