Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) membuka peluang bagi para periset Indonesia untuk memanfaatkan fasilitas laboratorium dan teknologi BRIN dalam melakukan riset genomik melalui program Open Call for Proposal.

Perwakilan Direktorat Pengelolaan Laboratorium, Fasilitas Riset, dan Kawasan Sains dan Teknologi BRIN, Silva Abraham menjelaskan bahwa program ini merupakan langkah strategis untuk memanfaatkan infrastruktur BRIN dalam mendukung riset ilmiah di Indonesia.

Menurut Silva, program ini diharapkan dapat menyeleksi proposal-proposal berkualitas yang berpotensi memberi dampak besar dalam bidang sains dan teknologi.

Baca juga: BRIN memfokuskan riset genomik untuk mitigasi pandemi

"Melalui teknologi Next Generation Sequencing (NGS), kami membuka peluang bagi para periset dari berbagai institusi untuk memaksimalkan manfaat fasilitas BRIN dalam riset genomik," kata Silva dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.

Program ini dirancang untuk mendukung riset berbasis analisis molekuler, dengan memberikan akses ke Laboratorium Pusat Sekuensing yang dilengkapi dengan teknologi mutakhir, termasuk platform karakterisasi molekuler untuk riset genomik.

Peneliti di Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi BRIN, Anik Budhi Dhamayanthi menjelaskan bahwa layanan utama yang ditawarkan oleh laboratorium ini mencakup ekstraksi DNA, sekuensing atau pengurutan DNA/RNA, analisis bioinformatika, dan kustomisasi genomik.

Laboratorium BRIN dilengkapi dengan fasilitas ruang ekstraksi DNA dan RNA yang dilengkapi dengan peralatan canggih untuk memastikan kualitas sampel yang optimal.

Selain itu, laboratorium ini juga menggunakan berbagai teknologi sekuensing, termasuk Sanger Sequencing, Next Generation Sequencing (NGS), dan Third Generation Sequencing. Teknologi-teknologi ini memungkinkan periset untuk melakukan riset genomik skala besar, validasi sekuens, serta penelitian genom kompleks.

Lab Sekuensing BRIN juga menyediakan layanan bioinformatika untuk analisis, seperti assembly de novo, anotasi gen, metagenomik, serta analisis varian. Layanan bioinformatika ini bertujuan untuk memberikan wawasan lebih dalam tentang fungsi gen dan potensi aplikasi lainnya dalam riset berbasis genom.

Kepala Pusat Riset Komputasi BRIN, Rifki Sadikin menekankan pentingnya dukungan fasilitas komputasi dengan performa tinggi dalam proses analisis bioinformatika yang dilakukan di BRIN.

Baca juga: BRIN bangun gedung genomik untuk riset sains kehidupan dan lingkungan

Baca juga: BRIN kembangkan AI untuk koleksi data genomik biodiversitas

Menurut Rifki, seluruh alat dan fasilitas laboratorium sekuensing di BRIN dikelola dengan ketat untuk memastikan kualitas data yang dihasilkan sesuai dengan standar global.

Sebagai bagian dari upaya memperluas akses penelitian, BRIN meluncurkan platform E-Layanan Sains (ELSA), yang memungkinkan peneliti mengajukan proposal dan mengirimkan sampel untuk dianalisis secara daring.

“Selain layanan berbasis proposal, kami juga mendukung program akuisisi data koleksi ilmiah nasional dengan menyediakan layanan reguler bagi periset di seluruh Indonesia. Kami ingin membuka akses selebar-lebarnya dan mendorong agar riset berbasis data DNA dapat terus berkembang dan melibatkan lebih banyak pihak,” jelas Rifki.

Pewarta: Farhan Arda Nugraha
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2024