"Tersebar di 20 kelurahan Jakarta Selatan yang dialiri sungai rawan banjir, contohnya kawasan Ulujami," kata Ketua Subkelompok Urusan Pengendalian dan Operasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Muhamad Thoufiq Hidayatuloh saat dihubungi di Jakarta, Senin.
Thoufiq mengatakan saat instalasi pemasangan EWS sedang dalam proses dan ditargetkan akhir bulan ini selesai terpasang.
EWS memiliki delapan sensor antara lain untuk mencatat ketinggian air, debit air, kecepatan angin, arah angin, kecepatan aliran, suhu, kelembapan dan curah hujan.
Baca juga: Empat RT di Jaksel tergenang pada Senin sore
Dia menjelaskan perbedaan EWS dengan "Disaster Warning System" (DWS). DWS merupakan peringatan berbasis tinggi muka air (TMA) dari Katulampa Bogor atau Krukut Hulu dan Pesanggrahan jika sampai level 3 (waspada), 2 (siaga) dan 1 (bahaya).
Peringatan dari EWS dan DWS akan terinput dalam Sistem Informasi Manajemen Bencana (SIMBA) yang akan saling berintegrasi dan melengkapi.
Peringatan akan disampaikan melalui media radio, pesan singkat (SMS) dan WhatsApp yang sistemnya terpusat dari kantor BPBD serta laman bpbd.jakarta.go.id.
Baca juga: Pemprov DKI Jakarta siaga banjir
BPBD DKI Jakarta mencatat sebanyak 1.258 bencana terjadi di Jakarta sepanjang tahun 2023 yang umumnya berupa kebakaran permukiman dan gedung.
Bencana tersebut didominasi kebakaran pada gedung/pemukiman (864 kejadian), banjir (65 kejadian) serta pohon tumbang (234 kejadian). Lalu tanah longsor (22 kejadian), angin kencang (4 kejadian) dan bencana atau peristiwa lainnya (69 kejadian).
Dampak dari bencana tersebut mengakibatkan 9.361 orang mengungsi akibat bencana kebakaran dan banjir, 362 orang luka-luka dan 97 orang meninggal dunia.
Bencana juga menyebabkan sejumlah kerusakan, yakni terdampaknya 3.004 rumah, 537 perkantoran/pertokoan, 16 fasilitas publik dan 511 fasilitas lainnya.
Pewarta: Luthfia Miranda Putri
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2024