Jakarta (ANTARA) - Utusan Khusus Presiden untuk Konferensi Perubahan Iklim COP29 UNFCCC Hashim Djojohadikusumo menegaskan komitmen Indonesia di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto terhadap kesepakatan pengendalian perubahan iklim Paris Agreement.
Hal itu disampaikan Hashim saat membuka Paviliun Indonesia pada COP29 UNFCCC di Baku, Azerbaijan, Senin. Sejumlah program untuk memperkuat aksi mitigasi perubahan iklim telah disiapkan termasuk pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT), pemanfaatan teknologi Carbon Capture and Storage (CCS), serta rehabilitasi 12,7 juta hektare hutan untuk mendukung ketahanan pangan.
"Pak Prabowo berkomitmen kesepakatan yang telah dibuat oleh pemerintah sebelumnya akan dilanjutkan," kata Hashim dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Senin.
Hashim menjelaskan bahwa program baru yang disiapkan oleh pemerintahan Presiden Prabowo di antaranya pengembangan energi sebesar 100 Gigaton (GT) termasuk di dalamnya EBT sebesar 75 GT. EBT tersebut antara lain pembangkit listrik tenaga bayu, tenaga air, panas bumi, tenaga surya, panas bumi, dan nuklir.
Hashim juga menyampaikan tentang penyimpanan karbon di perut bumi melalui teknologi CCS. Ia menyebutkan bahwa Indonesia memiliki potensi CCS hingga 500 GT karbon.
Terkait dengan nilai ekonomi karbon (NEK), Hashim mengatakan bahwa Indonesia memiliki cadangan karbon kredit 577 juta ton yang akan ditawarkan ke berbagai negara dan pihak yang berminat untuk mendukung pembiayaan dalam pengendalian perubahan iklim di Indonesia.
Baca juga: RI siapkan program baru 100 gigawatt energi terbarukan
Lebih lanjut, ujar Hashim, Presiden Prabowo sudah setuju untuk melakukan rehabilitasi besar-besaran pada hutan yang terdegradasi. Kegiatan itu dilakukan dengan memperhatikan keanekaragaman hayati.
"Rehabilitasi tidak dengan monokultur tetapi berbagai spesies tanaman termasuk untuk pakan bagi satwa liar," kata dia.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni turut mengajak semua pihak, termasuk pelaku bisnis untuk mengelola hutan lestari. Ia mengatakan, hutan harus dijaga dan dilindungi sebagai sumber kesejahteraan bagi masyarakat.
Adapun mengenai Paviliun Indonesia pada COP29 UNFCCC, Menteri Lingkungan Hidup Hanif Fasiol Nurofiq menjelaskan bahwa paviliun tersebut memiliki tiga tujuan utama penyelenggaraan salah satunya untuk menyuarakan aksi iklim Indonesia kepada dunia sebagai bagian soft diplomacy.
Keberadaan paviliun tersebut juga untuk menunjukkan program pengendalian perubahan iklim yang dilakukan Indonesia secara berkolaborasi antara pemerintah, NGO, sektor swasta, hingga masyarakat.
Selain itu, tujuan Paviliun Indonesia juga untuk membangun platform untuk mengeksplorasi ide-ide baru dan membangun kemitraan untuk memperkuat ketahanan iklim di Indonesia.
Paviliun Indonesia yang mengambil tema "Sustainably Stronger Together" ini diselenggarakan di Baku Azerbaijan pada 11-21 November 2024.
Ketua Penyelenggara Paviliun Indonesia Agus Justianto mengatakan bahwa akan ada 46 sesi diskusi panel dengan 220 pembicara selama penyelenggaraan Paviliun Indonesia dengan rincian sebanyak 149 pembicara merupakan tokoh dari Indonesia dan 71 lainnya adalah pembicara internasional.
Baca juga: Hashim Djojohadikusumo resmikan Paviliun Indonesia di COP29
Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2024