Jakarta (ANTARA) - Pemain timnas Jepang Ritsu Doan menyatakan enggan meremehkan Indonesia kendati kedua tim terpaut sangat jauh dalam peringkat dunia FIFA di mana Samurai Biru beperingkat 15 dunia dan tim Garuda berperingkat 130 dunia.
Pertemuan terakhir kedua tim terjadi pada babak penyisihan grup Piala Asia 2023 awal tahun ini ketika Jepang menang 3-1.
Namun, kata Doan, Indonesia sudah jauh berbeda dari yang mereka lihat 10 bulan lalu.
"Mereka sangat menghormati Jepang, namun di sisi lain, mereka juga ingin mengalahkan Jepang. Jadi, kita harus memastikan bahwa semangat tantangan mereka tidak membuat kita kewalahan," kata Doan kepada wartawan setelah mengikuti latihan perdana di Lapangan A Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Senin.
"Setelah pertandingan melawan Australia, kita tidak bisa mencetak 7 atau 8 gol, saya mulai sering mendengar Indonesia dan taktik mereka," tambah dia.
Pemain yang merumput di Liga Jerman bersama Freiburg itu menilai Indonesia mendapatkan kekuatan tambahan berkat bermain di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta.
Baca juga: Jepang waspadai empat pemain Indonesia
Indonesia kemungkinan mendapatkan energi tambahan dari sekitar 70 ribu suporter yang hadir di SUGBK.
Hal ini, kata Doan, menjadi motivasi ekstra untuk tim Shin Tae-yong dan membuat laga Jumat pukul 19.00 WIB nanti tidak akan mudah bagi timnya yang belum terkalahkan.
"Ya, saya melihat jumlah pengikut pemain mereka di media sosial yang sangat banyak. Indonesia memiliki populasi (medsos) sekitar dua sampai tiga miliar, yang sekitar dua kali lipat dari Jepang, jadi semangat mereka terhadap sepak bola sangat kuat," kata pemain berusia 26 tahun tersebut.
Pemain yang sudah 54 kali memperbuat Samurai Biru itu merasa ada hubungan "spesial" antara Jepang dengan Indonesia. Faktor inilah yang juga membuat Doan tak sabar bertanding melawan Indonesia di SUGBK.
"Saya juga merasakan ada banyak perusahaan Jepang di kota ini, jadi terasa ada hubungan kuat antara Jepang dan Indonesia," tutup Doan.
Baca juga: Nagatomo tak sabar reuni dengan Erick Thohir
Pewarta: Zaro Ezza Syachniar
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2024