Kita di sini (COP29) dengan satu tujuan, yaitu menyelamatkan planet ini untuk generasi mendatang.

Jakarta (ANTARA) - Indonesia mengungkapkan keseriusan dalam menekan emisi karbon pada ajang Conference of the Parties (COP) ke-29 (COP29) di Baku, Azerbaijan, dengan mengusung berbagai inisiatif dan komitmen untuk mendukung hal tersebut.

Utusan Khusus Indonesia Untuk COP29 Hashim Djojohadikusumo dalam COP29, di Baku, Azerbaijan, Selasa, menekankan pentingnya kolaborasi global dalam menghadapi perubahan iklim.

“Kita di sini (COP29) dengan satu tujuan, yaitu menyelamatkan planet ini untuk generasi mendatang," kata Hashim dalam keterangan diterima di Jakarta, Selasa.

Dia menyampaikan bahwa di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, Indonesia berkomitmen penuh mempercepat transisi energi nasional, bukan hanya untuk mengurangi emisi, tetapi juga untuk menciptakan keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan.

Ia juga mengatakan bahwa pemerintah mendukung penuh BUMN dalam hal ini Pertamina untuk terus melakukan upaya untuk mencapai target transisi energi.

Di sisi lain, PT Pertamina menyatakan terus memperkuat bisnis rendah karbon untuk mendukung target transisi energi yang diusung oleh Pemerintah Indonesia.

Upaya itu sekaligus memperkuat bisnis Pertamina terus mengedepankan kemajuan inovasi dan teknologi untuk mereduksi emisi dari proses bisnisnya.

CEO Pertamina New and Renewable Energy (PNRE) John Anis dalam paparannya di CEO Climate Talks di gelaran hari pertama COP29 menegaskan komitmen Pertamina dalam mendukung dekarbonisasi di Indonesia dan mempercepat target NZE 2060.

Dia mengatakan bahwa Pertamina telah menetapkan inisiatif pengembangan energi bersih. Pertamina memiliki mandat besar dari pemerintah untuk menjadi motor penggerak bisnis rendah karbon serta dekarbonisasi di Indonesia.

"Ini bukan tugas yang mudah, tetapi kami telah memulai langkah-langkah konkret untuk mengembangkan investasi di bisnis rendah karbon yang rendah emisi dan memperkuat bisnis legacy agar bumi lebih bersih,” kata John.

Hingga saat ini, Pertamina telah berhasil mengurangi emisi hingga 8,5 juta ton CO2 dari emisi Scope 1 and 2 sejak 2010, dan berencana untuk terus meningkatkan angka tersebut melalui kolaborasi dan inovasi teknologi​.

Capaian tersebut buah hasil dari pengembangan implementasi biofuel, energi geotermal, dan teknologi rendah karbon seperti CCS dan CCUS.

John juga menjelaskan bahwa Pertamina terus mengembangkan portofolio energi terbarukan, termasuk bioetanol serta pengembangan baterai untuk kendaraan listrik dan ekosistem pengisian daya untuk kendaraan motor roda dua.

“Kami juga memiliki potensi besar di sektor geothermal, dengan kapasitas terpasang saat ini mencapai 672 MW, dan anak usaha kami PGE terus mendorong peningkatan kapasitas terpasang hingga 1,4 GW di 2029. Kami percaya bahwa energi geothermal akan menjadi pilar penting dalam transisi energi,” kata John pula.

Di sektor hidrogen, Pertamina tengah berupaya menurunkan biaya produksi melalui inovasi teknologi, termasuk optimalisasi penggunaan listrik dalam proses elektrolisis, yang diharapkan dapat menurunkan biaya hingga 30 persen.

"Semoga teknologi ini dapat terealisasi tahun depan dan memungkinkan kami memproduksi hidrogen hijau dengan biaya yang lebih terjangkau,” ujarnya lagi.

John juga menegaskan saat ini kebutuhan investasi untuk mencapai target bersama transisi energi perlu dukungan akses pembiayaan yang inklusif dan dukungan dari semua pihak.

"Untuk mewujudkan transisi ini, kita tidak mungkin sendirian, kolaborasi merupakan faktor penting, lalu kita memerlukan dukungan dari pemerintah, termasuk insentif yang dapat mendorong investasi di bidang energi terbarukan dan rendah karbon,” kata John.

Ia menambahkan, Pertamina sebagai perusahaan di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission (NZE) 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDGs).

Seluruh upaya tersebut, kata John pula, sejalan dengan penerapan Environmental, Social and Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.
Baca juga: RI usung isu capaian penurunan emisi dan perdagangan karbon di COP29
Baca juga: RI siap laksanakan kesepakatan MRA perdagangan karbon dengan Jepang

Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024