Beirut (ANTARA) - Pejabat PBB untuk operasi perdamaian dan Perdana Menteri sementara Lebanon, Najib Mikati mendiskusikan upaya untuk meredakan ketegangan negara tersebut dengan Israel serta pentingnya pelaksanaan penuh Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701.

Kantor Berita Nasional Lebanon (NNA) melaporkan pertemuan antara PM Mikati dengan Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Operasi Perdamaian, Jean-Pierre Lacroix, pada Selasa (12/11), saat pejabat PBB tersebut tiba di ibukota Lebanon, Beirut, untuk kunjungan selama tiga hari.

Lacroix menegaskan pentingnya penegakan Resolusi 1701 yang menyerukan penghentian total permusuhan antara Lebanon dan Israel.

Resolusi yang diadopsi pada 11 Agustus 2006 itu mengamanatkan pembentukan zona bebas senjata antara Garis Biru yang memisahkan Lebanon dan Israel, serta Sungai Litani di selatan Lebanon, dengan pengecualian untuk pasukan angkatan bersenjata Lebanon dan pasukan sementara PBB di Lebanon (UNIFIL).

Lacroix juga bertemu Kepala UNIFIL, Aroldo Lazaro Saenz, untuk meninjau eskalasi terakhir sejak kunjungannya pada musim panas. Pejabat PBB itu diberitahu upaya berkelanjutan para penjaga perdamaian untuk memantau pelanggaran, melaporkan insiden, dan mendukung warga sipil.

Lacroix dijadwalkan bertemu pejabat politik, militer, serta diplomatik Lebanon di Beirut dan mengunjungi wilayah operasi UNIFIL di selatan Lebanon sekaligus menyampaikan solidaritas kepada para penjaga perdamaian.

Dalam beberapa pekan terakhir, sejumlah anggota pasukan penjaga perdamaian PBB terluka dalam apa yang digambarkan UNIFIL sebagai serangan disengaja pasukan Israel. Serangan yang dikecam masyarakat internasional secara luas.

Israel meningkatkan serbuan ke Lebanon sejak akhir September terhadap apa yang diklaim sebagai target Hizbullah.

Serangan itu merupakan eskalasi setahun perang lintas batas Israel dan kelompok Lebanon sejak Israel mulai menyerang Jalur Gaza secara brutal pada 7 Oktober 2023.

Pada 1 Oktober 2024, Israel memperluas konflik dengan melancarkan serangan ke selatan Lebanon. Hampir 3.300 orang tewas dan lebih dari 14.200 orang terluka akibat serangan Israel sejak Oktober 2023, menurut otoritas kesehatan Lebanon.

Sumber : Anadolu

Baca juga: Serangan Israel hancurkan ekonomi, Lebanon minta dukungan dunia
Baca juga: RS Turki di Lebanon mulai rawat pasien karena RS lain diserang Israel
Baca juga: PBB terus kirimkan bantuan kemanusiaan ke Lebanon

Penerjemah: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2024