Jakarta (ANTARA) - Pakar konservasi primata Universitas Nasional (Unas) Dr Sri Suci Utami Atmoko mengingatkan masyarakat untuk tidak memelihara satwa liar, termasuk primata seperti kera, karena mereka memiliki peran dalam ekosistem dan adanya potensi zoonosis.
"Kalau kita pelihara buat apa? Buat kesenangan sendiri, kebayang tidak kalau tinggal di kandang? Padahal porsi mereka di hutan sudah jelas," katanya dalam diskusi daring Ditjen Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dipantau dari Jakarta, Rabu.
Dia menjelaskan primata seperti kera dan orang hutan memiliki peran besar dalam menjaga hutan, termasuk memastikan regenerasi.
"Itu semua karena kebanyakan dari satwa yang masuk dalam jenis primata adalah pemakan buah yang akan menyebarkan bijinya ketika berada di ruang jelajah mereka," katanya.
Hal itu membuat primata memiliki peran penting dalam upaya pengendalian perubahan iklim saat ini, terutama ketika mereka dihadapi ancaman kehilangan habitat akibat deforestasi dan kebakaran hutan.
Dia mengatakan efek deforestasi dan kebakaran hutan tidak hanya berpengaruh dengan posisi primata yang semakin rawan tetapi juga potensi penyebaran zoonosis, yaitu penyakit yang bisa menular dari hewan ke manusia maupun sebaliknya.
Hal itu perlu menjadi perhatian mengingat interaksi antara hewan liar seperti orang hutan dengan manusia yang tinggal di kawasan hutan dapat meningkat karena kehilangan zona penyangga tempat mereka mendapatkan makanan.
"Kemungkinan kalau dia nanti jadi lebih mudah ditangkap karena terperangkap di ladang dan ada penyakit, bisa saja manusia sakit dan dia lepas melarikan diri kembali ke hutan itu bisa membuat populasi yang di dalam juga berbahaya atau kebalikannya," kata Suci.
Baca juga: BRIN perkuat kolaborasi riset "One Health", cegah penyakit zoonosis
Baca juga: Pakar primata ingatkan peran penting primata untuk regenerasi hutan
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024