Palu (ANTARA News) - Mabes Polri tidak menampik kemungkinan kembali maraknya aksi-aksi kekerasan di wilayah Poso dan merembet Palu akhir-akhir ini, karena upaya pengalihan isu terkait dengan pengusutan kasus korupsi dana pengungsi Poso yang sebagian pelakunya hingga kini belum diproses sampai ke pengadilan. "Tidak tertutup kemungkinan dan kami akan mengembangkan lagi ke arah sana," kata Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Drs Paulus Purwoko kepada pers seusai acara buka puasa bersama antara jajaran Polda Sulteng dengan puluhan wartawan di Palu, Kamis. Sebelumnya, seorang wartawan mempertanyakan kepada Purwoko soal dugaan sejumlah kalangan di Palu mengenai kemungkinan adanya keterkaitan gerakan puluhan buronan yang belum tertangkap karena terlibat kasus terorisme di Poso dan Palu dengan para pelaku penyelewengan dana pengungsi Poso beberapa waktu lalu. Dugaan ini ditandai dengan tingginya mobilitas mereka yang masuk dalam daftar pencarian orang (DPO), sehingga keberadaan orang-orang tersebut sulit dideteksi aparat keamanan. Menurut Purwoko, dalam mengungkap para pelaku kekerasan bersenjata di Poso dan Palu akhir-akhir ini, seperti peledakan bom dan penembakan misterius, pihaknya masih berkonsentrasi menggali keterangan terkait dengan dugaan keterlibatan kelompok Hasanuddin. "Namun ini baru analisa modus dan motif yang mirip dengan peristiwa masa lalu yang dilakukan kelompok tersebut, belum menunjuk pada individu pelaku," tuturnya, dan menambahkan polisi sudah periksa Hasanuddin dan dia menyatakan masih ada delapan orang temannya yang belum tertangkap. Hasanuddin, Abdul Haris, dan Irwanto Irano ditangkap polisi pertengahan tahun 2006 di Palu. Mereka saat ini tengah menjalani pemeriksaan di Jakarta karena dugaan terlibat dalam kasus penembakan jaksa Fery Silalahi, penembakan Pendeta Susianti Tinulele, dan kasus mutilasi terhadap tiga siswa SMA di Poso beberapa waktu lalu. Akan tetapi, lanjut Purwoko, dalam mengusut aksi-aksi kekerasan bersenjata di Sulteng akhir-akhir ini, pihaknya terus mengembangkan penyelidikan kepada semua orang yang terkait (pelaku, membantu melakukan, serta turut serta melakukan. Sebelumnya, sejumlah LSM di Palu mengungkapkan bahwa aksi-aksi kekerasan di wilayah Poso dan Palu selama ini erat kaitannya dengan pengalihan perhatian aparat kepolisian dan kejaksaan dalam mengusut dugaan kasus korupsi dana pengungsi Poso. Bahkan, menurut perkiraan sebuah LSM di Palu, sedikitnya Rp60 miliar dari lebih Rp200 miliar dana pemulangan pengungsi Poso, jatah jamiman hidup dan bantuan hidup, serta pembangunan rumah tinggal sementara tidak jelas peruntukkannya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006