Jakarta (ANTARA) - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memperkenalkan laboratorium biosafety level 3 (BSL-3) yang berada di Gedung Pusat Pengembangan Pengujian Obat dan Makanan Nasional (PPPOMN) kepada para delegasi negara-negara ASEAN.
Kegiatan kunjungan delegasi negara ASEAN ini merupakan bagian dari rangkaian Pertemuan ASEAN Health Cluster 4 (AHC4) Ke-8 yang dilaksanakan di Auditorium Gedung Merah Putih BPOM, Jakarta, pada 20-22 November 2024.
"Laboratorium ini menjadi pilar penting dalam memastikan keamanan hayati, khususnya pada pengujian obat dan makanan yang berpotensi terkontaminasi patogen infeksius dari kelompok tersebut," kata Kepala PPPOMN Susan Gracia Arpan dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin.
Lebih lanjut, Susan menjelaskan bahwa laboratorium BSL-3 merupakan fasilitas berstandar tinggi yang dirancang untuk mendukung pengembangan ruang lingkup pengujian dan penyediaan kultur patogen dalam kelompok risiko 3 (risk group 3).
Baca juga: BPOM dan Kemenag dukung bantuan kemanusiaan untuk anak di Palestina
Baca juga: Cegah AMR, BPOM Aceh edukasi warga tak buang sampah obat sembarangan
Kehadiran laboratorium ini menjadi langkah strategis dalam memperkuat deteksi dini, mitigasi risiko, dan perlindungan masyarakat dari ancaman patogen berbahaya.
Selain itu, laboratorium BSL-3 juga mendukung upaya memastikan kualitas dan keamanan produk obat serta makanan yang beredar di Indonesia, demi melindungi kesehatan masyarakat secara menyeluruh.
Selain laboratorium BSL-3, para delegasi juga mengunjungi laboratorium kimia pangan olahan dan air milik BPOM yang juga berada di gedung PPPOMN.
Laboratorium ini berperan dalam pengembangan ruang lingkup pengujian komoditi pangan olahan untuk meningkatkan kapasitas pengujian laboratorium-laboratorium di Indonesia melalui pengembangan metode analisis pengujian yang harus diawasi dalam komoditas pangan olahan.
Laboratorium kimia pangan dan air dilengkapi dengan berbagai instrumen dan peralatan canggih berteknologi tinggi, yang mendukung pengawasan terhadap bahan pangan yang beredar di Indonesia.
Parameter uji yang telah dikembangkan antara lain bahan tambahan pangan, vitamin, mikotoksin, residu pestisida, logam berat, kontaminan hasil proses, residu obat hewan, dan migrasi bahan kemasan dalam pangan.*
Baca juga: BPOM perkenalkan Command Centre pada delegasi ASEAN
Baca juga: BPOM-BNN edukasi pelajar tentang bahaya penyalahgunaan obat, narkoba
Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2024