Manakala kecurangan sudah diketahui rakyat, pemerintah tidak akan dipercaya oleh rakyat."
Bandung (ANTARA News) - Calon Presiden Indonesia Prabowo Subianto, menyatakan masih ada jalan lain untuk mendapatkan keadilan sengketa Pemilihan Presiden 2014 yakni ke Pengadilan Tata Usaha Negara dan Mahkamah Agung selain di Mahkamah Konstitusi (MK).

"Kita juga masih ada jalan menempuh ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN), kita juga masih bisa menempuh jalan ke Mahkamah Agung (MA)," kata Prabowo saat menghadiri acara siluturahmi dan halalbihalal dengan tim Koalisi Merah Putih wilayah Jabar di Gedung Sasana Budaya Ganesha, Kota Bandung, Selasa.

Ia menuturkan, sengketa Pilpres 2014 masih dalam tahapan penyelesaian secara hukum di MK.

Ia berharap, seluruh hakim di MK melaksanaan tugasnya dengan baik, jujur dan adil.

"Kita berharap dan kita berdoa bahwa hakim-hakim MK akan melaksanakan tugasnya dengan baik," kata Prabowo dari Partai Gerindra itu.

Selain itu, Prabowo mengungkapkan masih memiliki kekuatan politik di parlemen tingkat DPR RI yang dari partai koalisi Merah Putih mencapai 63 persen.

"Kekuatan politik kita juga masih sangat kuat," kata mantan Danjen Kopasus itu.

Ia menjelaskan, pengaduan pilpres ke MK bukan karena tidak menerima hasil pilpres, tetapi ingin membuktikan telah terjadi kecurangan dalam pesta demokrasi 2014.

Prabowo menyatakan tidak ingin lahirnya suatu pemerintahan dari kebohongan atau kecurangan, karena akan memerintahnya tidak benar dan dikhawatirkan ditinggalkan rakyatnya.

"Manakala kecurangan sudah diketahui rakyat, pemerintah tidak akan dipercaya oleh rakyat," kata Prabowo.

Ia berharap, Koalisi Merah Putih dapat terus kompak dan berjuang mendapatkan keadilan.

Ia menyampaikan terima kasih kepada warga Jabar yang telah mendukung, dan diminta untuk tidak menangis karena Prabowo kalah.

"Saya minta ibu-ibu jangan nangis. Perjuangan ini baru mulai. Ibu-ibu harus siap bikin dapur umum, dimana-mana," kata Prabowo di hadapan massa pendukungnya. (*)

Pewarta: Feri Purnama
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014