Meski terlahir dengan keterbatasan fisik, itu tidak menghalangi semangatnya untuk ikut menyukseskan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak pada 27 November 2024.
Kali ini, ia tidak hanya sebagai pemilih, tetapi juga sebagai salah seorang petugas penyelenggara pilkada.
Pria berusia 36 tahun ini tampak antusias saat menceritakan pengalamannya mendaftarkan diri menjadi anggota kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) Pilkada 2024.
Baginya, mendaftar sebagai anggota KPPS bukan yang pertama karena sebelumnya ia juga menjadi anggota KPPS pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Seluruh rangkaian tahapan perekrutan KPPS dilakukan sendiri hingga Saepudin dinyatakan resmi terpilih sebagai anggota KPPS di Kelurahan Sumurpecung, tepatnya di TPS 05, yang menjadi lokasi dirinya sebagai salah satu garda terdepan dalam penyelenggaraan pemungutan suara pada pilkada tahun ini.
Di tengah keterbatasan fisik yang ia alami pada kedua kakinya yang cacat, pria asal Serang, Banten, ini memang gigih. Semangatnya bahkan melampaui pria lain seusianya. Aktif di banyak kegiatan, termasuk kali ini menjadi bagian dari penyelenggaraan politik elektoral lokal 5 tahunan.
"Saya ingin menunjukkan kontribusi bahwa penyandang disabilitas juga bisa menjadi petugas dalam perayaan demokrasi," katanya.
Lewat peran aktifnya dalam gelaran politik elektoral, ia berharap semakin banyak pintu-pintu partisipasi yang terbuka bagi penyandang disabilitas serta difabel agar mereka bisa makin diberdayakan, termasuk dalam hal menciptakan pemilu yang aksesibel bagi penyandang disabilitas.
Saat ini, kaum disabilitas sesungguhnya sudah diberi keleluasaan untuk ikut dalam kegiatan apa pun. Dalam pengambilan kebijakan pun, penyandang disabilitas juga banyak dilibatkan di dalamnya melalui organisasi.
Dengan menjadi bagian dari penyelenggara pilkada, secara langsung dapat menyebarkan wawasan kepada masyarakat bahwa semua berhak mendapatkan perlakuan yang sama, tanpa diskriminasi.
Pada perhelatan Pilkada 2024, penyandang disabilitas di Kota Serang berharap, petugas KPU sebagai penyelenggara--terutama yang berada di tempat pemungutan suara (TPS)--bisa memahami beberapa hal, terutama dalam pembangunan TPS yang harus ramah disabilitas, seperti penggunaan template braille hingga akses ke bilik suara.
Hal tersebut diutarakan juga oleh Ketua Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Kota Serang, Teguh. Guna meningkatkan partisipasi pada Pilkada 2024, maka TPS perlu mengutamakan kenyamanan pemilih, tidak hanya bagi disabilitas tetapi juga masyarakat rentan. Fasilitas itu meliputi sarana dan prasarana TPS yang didesain ramah disabilitas.
Selain itu, setiap TPS harus menyediakan kursi tunggu khusus untuk pemilih disabilitas dan kelompok rentan, agar mereka dapat menunggu giliran mencoblos dengan nyaman.
Ia mengaku semua permintaan tersebut telah disampaikan langsung kepada KPU Kota Serang pada saat sosialisasi Pilkada 2024 dan sudah diupayakan untuk diakomodasi.
Mewakili penyandang disabilitas, ia menaruh harapan besar kepada pemimpin yang terpilih pada pilkada tahun ini. Pemimpin terpilih pada pilkada harus peduli terhadap nasib disabilitas dengan menyediakan fasilitas publik yang ramah kepada disabilitas dan difabel.
Tidak hanya itu, ia juga meminta pemimpin yang terpilih nanti memperhatikan pendidikan, yang tidak hanya murah namun juga mudah dijangkau oleh penyandang disabilitas.
Dari sisi kesehatan, pemimpin daerah, melalui kebijakan pemda, harus bisa memastikan untuk menanggung iuran BPJS Kesehatan bagi seluruh penyandang disabilitas.
Selain itu, memberi kesempatan kerja bagi penyandang disabilitas dewasa, misalnya, di pemerintahan atau di perusahaan. Kemudian, memberikan pekerjaan yang sesuai dengan ragam karakter penyandang disabilitas.
Kepada mereka, Pemerintah bisa mengarahkan sebagai wirausaha dengan diberikan pendidikan dan pelatihan oleh pemerintah setempat dengan memberikan modal serta pembinaan sampai mereka mandiri.
"Itu semua yang kami harapkan. Selama ini kami belum terlalu merasakan hal tersebut meski sudah ada peraturan daerahnya. Selama debat pasangan calon, juga tidak ada yang membahas masalah atau perhatian terhadap disabilitas," keluh Teguh.
Editor: Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024