Bangui (ANTARA News) - Sedikit-dikitnya 25 orang tewas akibat tambang emas 60 kilometer di utara kota Bambari, Republik Afrika Tengah, ambruk, kata Ahmat Negat, juru bicara gerilyawan Seleka, Jumat.

Tambang di Ndassima terletak jauh di puncak bukit berhutan markas besar militer Seleka di Bambari. Tambang itu milik perusahaan Axmin Kanada tetapi dikuasai gerilyawan tersebut lebih dari setahun lalu dan kini merupakan bagian dari pendapatan ekonomi tidak resmi mereka dalam perang aliran di negara itu.

Setidak-tidaknya 27 penambang terkubur akibat ambruknya tambang itu Kamis dan 25 mayat telah ditemukan, kata Negat.

"Tidak seorangpun dari anggota kami berada di lapangan itu untuk mengatur para penambang karena menggali tanpa mengindahkan peraturan-peraturan. Kedalam lebih tiga meter akan berbahaya dan dengan hujan turun tambang itu dapat ambruk," kata Georhes Yacinh-Oubaouba, seorang pejabat senior di Kementerian Pertambangan kepada Reuters. Ia memastikan kejadian tersebut.

Di Ndassima, para buruh bekerja keras dibawah pengawasan anggota Seleka yang bersenjata untuk menghasilkan 15 kilo emas sebulan rata-rata seharga 350.000 dolar AS dalam pasar lokal, atau lipat dua di perdagangan internasional.

Ribuan orang tewas dan lebih dari satu juta oang mengungsi di Republik Afrika Tengah dalam kekerasan antara gerilyawan Seleka dan milisi Kristen anti-balaka.

Sekitar 2.000 tentara Prancis dan 6.000 personil pasukan perdamaian Uni Afrika dikerahan ke Republik Afrika Tengah itu tetapi mereka berusaha membantu pemerintah peralihan yang lemah di negara yang kaya tambang itu.

(H-RN)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014