Jakarta (ANTARA) - Badan Narkotika Nasional (BNN) bersama dengan Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN berkolaborasi dalam upaya membangun ketahanan keluarga antinarkoba menuju Indonesia Emas 2045.

Sinergi tersebut diawali dengan kegiatan Sosialisasi Program Pencegahan Anti Narkoba Berbasis Keluarga yang disampaikan oleh Kepala BNN Komjen Pol. Marthinus Hukom di Kantor Kemendukbangga/BKKBN, Jakarta, Kamis (28/11).

"Kerja sama antara BNN dengan Kemendukbangga/BKKBN merupakan langkah strategis dalam memperkuat upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) di Indonesia," kata Marthinus dalam kesempatan tersebut, seperti dikonfirmasi di Jakarta, Jumat.

Pasalnya, kata dia, kedua lembaga memiliki fokus yang saling melengkapi, yang jika digabungkan dapat memberikan dampak lebih besar dalam membangun ketahanan keluarga, utamanya dalam menanggulangi penyalahgunaan narkoba.

Dia menyebutkan angka prevalensi penyalahguna narkoba tahun 2023 menyentuh 3,33 juta jiwa. Artinya, kalau mewakili keluarga maka ada 3,33 juta keluarga di Indonesia yang terjerat narkoba.

Adapun sosialisasi dilakukan kepada aparatur sipil negara (ASN) Kemendukbangga/BKKBN Tingkat Pusat dan Provinsi dalam Rapat Pengendalian Program dan Anggaran (Radalgram) Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) dan Percepatan Penurunan Stunting.

Marthinus mengungkapkan bahwa Kemendukbangga/BKKBN setidaknya memiliki lebih dari 600 Tim Pendamping Keluarga (TPK) tersebar di seluruh wilayah Indonesia yang dapat dimanfaatkan dalam upaya memperkuat ketahanan keluarga antinarkoba.

Maka dari itu, ia menekankan pentingnya kolaborasi dalam program pembangunan ketahanan keluarga Indonesia.

Selain Kemendukbangga/BKKBN, BNN juga tengah menjajaki kolaborasi dengan Kementerian Hukum, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian UMKM, Kementerian Kesehatan, Kementerian Sosial, Kementerian Agama, serta Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, untuk meningkatkan daya tangkal keluarga dari ancaman narkoba.

Senada dengan Kepala BNN, Menteri Kependudukan dan Pembangunan Wihaji mengatakan lembaga yang saat ini dipimpinnya memiliki dua fokus utama, yaitu kependudukan dan keluarga.

Narkoba, menurutnya, merupakan bagian dari masalah keluarga. Padahal di sisi lain, tugas Kemendukbangga/BKKBN, yakni menyiapkan generasi emas.

"Maka kalau masalah narkoba tidak ditangani, kami khawatir kehilangan generasi emas," ucap Wihaji dalam kesempatan tersebut.

Oleh karena itu, sambung dia, salah satu yang dilakukan, yakni menjalin kerja sama antara Kemendukbangga/BKKBN, yang mempunyai TPK, dengan BNN, yang memiliki kewenangan dalam penanggulangan narkoba.

Baca juga: Menteri Wihaji: Narkoba ancam masa depan generasi emas

Baca juga: Kepala BNN tegaskan penanggulangan masalah narkotika bagian Astacita

Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024