Depok (ANTARA) - Sebanyak 147 atlet bakal bersaing di kejuaraan equestrian Longines FEI Jumping World Cup 2024 regional Asia Tenggara yang berlangsung di Arthayasa Stable, Depok, Minggu.
Kejuaraan yang diinisiasi oleh komisi equestrian Pengurus Pusat Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (PP Pordasi) ini merupakan salah satu perlombaan untuk perburuan poin menuju Kualifikasi Olimpiade Los Angeles 2028.
"Karena kejuaraan ini diselenggarakan oleh federasi nasional, artinya PP Pordasi, jadi kami akan membuat ranking ke depan setelah Mas Aryo (Ketua Umum PP Pordasi) bekerja sama. Ranking ke depan itu yang kelasnya 140 cm, yang istilahnya yang kelas sport car, tinggi lompatan 140 cm. Kemudian sama yang mini pre-mini, 130 cm. Tapi yang untuk juniornya, kita ambil terbuka sampai umur 21," kata Ketua Komisi Equestrian PP Pordasi Rafiq Hakim Radinal kepada pewarta, Jumat.
Rafiq menjelaskan bahwa kejuaraan yang diikuti 172 kuda kali ini menjadi penting, mengingat poin yang diperoleh khususnya untuk para atlet akan dijadikan pemeringkatan yang akan digunakan sebagai indikator tahunan penilaian prestasi PP Pordasi.
PP Pordasi berkomitmen untuk memberikan hadiah tahunan atas prestasi yang ditorehkan oleh atlet yang memegang puncak klasemen pemeringkatan.
"Jadi nanti ada penghargaan tahunan. Sehingga kita tahu top atlet yang masuk empat terbaik itu siapa. Jadi istilahnya gold atlet, nanti yang keduanya itu silver atlet, terus yang ini bronze. Tapi tiap tahun ini akan berubah posisinya tergantung pada performa si atlet-atlet tersebut," imbuh Rafiq yang juga merupakan pemilik Arthayasa Stable.
Baca juga: Pordasi Equestrian prioritaskan pembinaan atlet di daerah mulai 2025
Menurut Rafiq dengan adanya pemeringkatan nasional ini akan memudahkan PP Pordasi untuk menyeleksi para atlet yang akan dikirim ke ajang internasional. Pasalnya seleksi atlet akan didasarkan pada riwayat kejuaraan yang telah dilakukan dalam kurun waktu satu tahun terakhir.
Selain itu, Rafiq juga menguraikan dengan adanya sistem pemeringkatan nasional maka proses seleksi akan jauh lebih transparan tanpa adanya konflik kepentingan karena atlet tersebut dari klub A ataupun klub B.
"Di pengurusan ke depan juga kebetulan hampir seluruh klub terwakili. Sehingga saya rasa muruahnya kita ataupun auranya kita lebih menyatu," ujar Rafiq.
"Jadi dengan arahan dari Pak Aryo, Pak Edi, dan Pak Maulana ini kita sudah mengomunikasikan ke semuanya. Insyaallah lebih kondusif dan pertandingan ini mungkin salah satu pembuka untuk Mas Aryo setelah pegang ketua umum," imbuh Rafiq.
Baca juga: Atlet berkuda Brata Coolen berjuang di Eropa untuk ke Olimpiade
Baca juga: PP Pordasi jalankan program animal welfare untuk tatap Olimpiade 2028
Pewarta: Fajar Satriyo
Editor: Eka Arifa Rusqiyati
Copyright © ANTARA 2024