Jakarta, 26/8 (ANTARA) - Realisasi  kinerja program peningkatan produksi perikanan budidaya pada tahun 2013 telah melampaui target, yakni sebesar 102,24 persen atau sebesar 13,3 juta ton dari target yang ditetapkan sebesar 13,02 juta ton. Keberhasilan pencapaian sasaran produksi perikanan budidaya tidak terlepas dari penambahan luas lahan pembudidayaan ikan yang mencapai rata - rata 4,47 persen. Tren positif produksi tersebut merupakan pelaksanan dari strategi dan kebijakan serta program pembangunan perikanan budidaya yang sinergi antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah serta didukung oleh segenap pemangku kepentingan terkait. Hal itu disampaikan Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif C. Sutardjo dalam acara pembukaan Indonesian Aquaculture 2014 bertajuk "Aquaculture for Business and Food Security" di Jakarta, Selasa (26/8).

Sharif menjelaskan, hasil positif kinerja sektor industri tersebut dapat dicapai lewat pengembangan kawasan minapolitan, pelaksanaan industrialisasi, pengembangan komoditas unggulan, pengembangan kemitraan usaha, penguasaan inovasi teknologi pembudidayaan, serta implementasi prinsip - prinsip ekonomi biru. "Produk - produk perikanan budidaya telah melampui di atas target yang ditetapkan, baik secara kuantitas maupun kualitas, sehingga tidak hanya memenuhi kebutuhan pangan lokal tetapi juga telah menghasilkan devisa bagi negara melalui komoditi ekspor yang memenuhi persyaratan mutu pangan (food safety)," jelas Sharif.

Saat ini, kegiatan perikanan budidaya telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan masyarakat. Karena sebagian besar usaha pembudidayaan ikan dapat dilakukan dengan modal yang relatif kecil, teknologi sederhana, pada lahan marginal seperti pekarangan sehingga sangat sesuai untuk pengembangan ekonomi kerakyatan. Semisalnya, para pembudidaya lele bisa memiliki penghasilan bersih Rp. 4 juta per bulan dengan 4 buah kolam seluas 12 m2. Tak jauh berbeda, keuntungan juga dinikmati oleh pembudidaya rumput laut di Nusa Tenggara Timur (NTT). Para pembudidaya ini bisa mengantongi omzet sebesar Rp 7 juta per bulan. "Pembudidaya rumput laut di Nunukan bahkan harus mendatangkan pekerja dari Demak dan Kudus karena kurangnya tenaga kerja di provinsi baru ini," imbuhnya.

Menurut Sharif, perikanan budidaya telah memberikan kontribusi besar terhadap peningkatan pendapatan masyarakat. Hal ini dapat tercermin dari peningkatan nilai tukar pembudidaya ikan (NTPi) yang cenderung baik dengan nilai NTPi>100. Indikator ini menunjukan bahwa kesejahteraan pembudidaya ikan meningkat. Pada tahun 2013 nilai NTPi yang dicapai adalah 104,7 atau 100,67 persen  jika dibandingkan target yang ditetapkan.

Lebih lanjut Sharif menjelaskan, perikanan budidaya telah muncul sebagai alternatif utama usaha masyarakat, hal ini dapat terlihat dari peningkatan jumlah Rumah Tangga Pembudidayaan Ikan (RTP) dari tahun - ke tahun yang diikuti dengan kenaikan rata-rata sebesar 5,32 persen. Jika merujuk pada data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah RTP perikanan budidaya cenderung meningkat dan kondisi ini berbanding terbalik dengan jumlah RTP pertanian yang cenderung menurun. Pada Tahun 2013, jumlah RTP pembudidaya ikan mencapai 1.771.500 RTP, ungkap Sharif.

Sebagai tambahan informasi, Data BPS menyebutkan bahwa Produk Domestik Bruto (PDB) sektor perikanan lima tahun terakhir mengalami pertumbuhan yang lebih tinggi dibanding sektor lainnya. Tercatat di tahun 2013, sektor perikanan tumbuh sebesar 13,54 persen, sedangkan sektor pertanian hanya tumbuh 9,98 persen. Bahkan sektor perikanan tumbuh lebih tinggi daripada sektor pertambangan yang hanya 12,57 persen. Data tersebut menunjukkan bahwa sektor perikanan  dapat berkontribusi positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.

 
TINGKATKAN DAYA SAING LEWAT AQUACARD

Dalam kesempatan tersebut, Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif C.Sutardjo meluncurkan kartu AQUACARD. AQUACARD merupakan kartu pembudidaya ikan yang diberikan kepada pembudidaya yang sudah memiliki sertifikat Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) atau Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB).  Sehingga harus dimiliki oleh empat golongan yang terlibat dalam budi daya ikan di antaranya pembudidaya, pembenih, teknisi dan auditor di bidang pembenihan dan pembudidayaan. Dengan adanya kartu ini, para pembudidaya akan mendapatkan kepastian pembinaan dan bimbingan baik dari pemerintah melalui penyuluh maupun teknisi. Pembudidaya juga akan mendapatkan kemudahan dalam pemasaran hasil produksinya.  "Dengan AQUACARD diharapkan daya saing produk perikanan budidaya semakin kompetitif di pasar regional dan global. Karena pembudidaya didorong untuk menghasilkan produk yang aman dikonsumsi serta tertelusur," kata Sharif.

Sementara itu, dalam rangkaian acara Indonesian Aquaculture tersebut, KKP menginisiasi  kerja sama baik dengan dunia perbankan maupun badan pangan dunia. Hasilnya, KKP melakukan penandatanganan nota kesepahaman (memorandum of understading/MoU) dengan Bank Tabungan Negara (BTN) dan kerja sama dengan Food and Agriculture Organization (FAO).

Kegiatan Indonesian Aquaculture tahun ini mempunyai nilai strategis dalam pembangunan kelautan dan perikanan. Selain sebagai media untuk memaparkan berbagai hasil pembangunan perikanan budidaya lima tahun kebelakang, juga dapat memberi berbagai inspirasi untuk merancang pengembangan perikanan budidaya kedepan. "Untuk itu saya menghimbau kepada seluruh stakeholder dibidang perikanan serta mengajak stakeholder lainnya untuk mengambil peluang dalam usaha budidaya melalui event ini, serta mendukung suksesnya penyelenggaraan Indonesian Aquaculture 2014," jelasnya.

Indonesian Aquaculture merupakan kegiatan yang secara rutin dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, yang  merupakan forum penyatuan visi dan persepsi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, perbankan, pelaku usaha, pembudidaya ikan dan stakeholder lainnya dalam industrialisasi perikanan budidaya, sekaligus menjadi ajang promosi berbagai peluang pengembangan usaha perikanan budidaya melalui seminar dan temu Bisnis serta Pameran. Serta kegiatan pendukung lainnya berupa lomba cipta lagu mars Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. Pada tahun ini, penyelenggaraan Indonesian Aquaculture terintegrasi dalam kegiatan besar KKP yakni Marine and Fisheries Expo 2014 yang dilaksanakan di Jakarta Convention Center pada tanggal   27 - 29 Agustus 2014. 

Untuk keterangan lebih lanjut, silakan menghubungi Lilly Aprilya Pregiwati, Kepala Pusat Data Statistik dan Informasi, Kementerian Kelautan dan Perikanan


Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2014