Terjadi peningkatan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 104,71 pada November 2023 menjadi 106,33 di November 2024.
Jakarta (ANTARA) - Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti menyatakan bahwa tingkat inflasi tahunan pada November 2024 sebesar 1,55 persen.
“Terjadi peningkatan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 104,71 pada November 2023 menjadi 106,33 pada November 2024,” ujarnya, di Jakarta, Senin.
Berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi tahunan didorong oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan inflasi sebesar 1,68 persen dan memberikan andil 0,48 persen terhadap inflasi umum.
Komoditas dengan andil inflasi terbesar pada kelompok ini adalah Sigaret Keretek Mesin (SKM) dengan andil 0,13 persen, beras dan bawang merah masing-masing memberikan andil 0,11 persen. Komoditas lain yang juga memberikan andil inflasi cukup besar adalah kopi bubuk 0,10 persen, minyak goreng 0,09 persen, tomat dan bawang putih masing-masing 0,06 persen, dan daging ayam ras 0,05 persen.
Di luar kelompok makanan, minuman, dan tembakau, komoditas lain yang memberikan andil cukup signifikan adalah emas perhiasan dan nasi dengan lauk masing-masing 0,36 persen dan 0,06 persen.
Inflasi tahunan pada November 2024 juga terjadi pada seluruh komponen, mulai dari komponen inti yang mengalami inflasi tahunan sebesar 2,26 persen.
Komponen ini memberikan andil inflasi terbesar dengan andil inflasi sebesar 1,44 persen dengan dominasi komoditas antara lain dari emas perhiasan, kopi bubuk, minyak goreng, nasi dengan lauk, dan sewa rumah.
Untuk komponen harga diatur pemerintah, mengalami inflasi tahunan 0,82 persen dengan memberikan andil inflasi sebesar 0,16 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi adalah SKM, sigaret keretek tangan, dan sigaret putih mesin.
Pada komponen harga bergejolak, mengalami deflasi sebesar 0,32 persen dengan andil deflasi 0,05 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil deflasi adalah cabai merah dan cabai rawit.
“Secara tahunan, seluruh provinsi mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Papua Tengah yaitu sebesar 4,35 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di Kepulauan Bangka Belitung yang sebesar 0,22 persen,” ujar Plt Kepala BPS itu pula.
Baca juga: LPEM UI soroti keterkaitan inflasi tinggi dengan prevalensi "stunting"
Baca juga: Pemprov Jateng beri penghargaan 12 daerah sukses kendalikan inflasi
Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024