Jakarta (ANTARA) - Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Satryo Soemantri Brodjonegoro menyatakan pihaknya tengah mengarahkan pengembangan riset dan penyiapan sumber daya manusia (SDM) untuk bisa menguasai teknologi nuklir.

Hal tersebut menurutnya sebagai salah satu upaya untuk mencapai nol emisi karbon (Net Zero Emissions/NZE) pada tahun 2060.

"Kami juga berupaya untuk memperkenalkan tenaga nuklir, sebagai salah satu alternatif untuk mencapai net zero emissions tahun 2060. Sehingga riset dan penyiapan SDM kami pun diarahkan untuk penguasaan teknologi nuklir," kata dia saat rapat bersama dengan Komisi XII DPR RI dan Dewan Energi Nasional di Jakarta, Senin.

Dikatakan dia pengembangan riset dan penyiapan SDM untuk menguasai teknologi nuklir tersebut akan berfokus pada modul reaktor generasi keempat atau kelima yang dinilai memiliki tingkat keamanan tinggi.

Adapun merujuk Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) ada enam tipe reaktor daya generasi IV, yaitu, Very High Temperature Reactor (VHTR), Sodium-cooled Fast Reactor (SFR), Gas-cooled Fast Reactor (GFR), Lead-cooled Fast Reactor (LFR), Molten Salt Reactor (MSR), dan Super Critical Water-cooled Reactor (SCWR).

Lebih lanjut, dikatakan Menteri Satryo untuk mengoptimalisasi kesiapan SDM dalam menguasai teknologi nuklir, pihaknya juga memiliki unit kerja yang memiliki tugas melakukan edukasi pengetahuan kepada masyarakat agar memahami pentingnya tenaga nuklir.

"Kami juga mempunyai satu direktur jenderal terkait Dirjen Saintek yang tugasnya mengomunikasikan pengetahuan teknologi pada masyarakat, agar supaya nanti kami dalam upaya untuk menyukseskan program Dewan Energi Nasional ini, bagaimana mengedukasi masyarakat supaya paham pentingnya tenaga nuklir untuk udara bersih," ujarnya.

Sebelumnya Pemerintah Indonesia menyatakan segera membangun fasilitas pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) on-grid sebesar 250 megawatt pada tahun 2032 sesuai target yang sudah ditetapkan dalam draf revisi Peraturan Pemerintah (PP) tentang Kebijakan Energi Nasional (KEN) yang telah disepakati.

Untuk mewujudkan hal itu, perlu pengembangan sumber daya manusia (SDM), serta memilih skema teknologi pembersihan (clearing technology) yang di antaranya reaktor modular kecil (SMR), reaktor berpendingin gas suhu tinggi (HTGR) atau thorium.

Sementara untuk masalah keamanan, Kementerian ESDM akan membentuk organisasi nuklir nasional yang mengawasi dan mengawal pembangunan PLTN.

Baca juga: Bahlil sebut Dewan Energi Nasional fokus bahas nuklir di tahun 2025

Baca juga: Nuklir dan diversifikasi sumber energi Indonesia

Baca juga: BRIN siapkan sumber daya manusia untuk pemanfaatan teknologi nuklir

Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2024