Purbalingga, Jawa Tengah (ANTARA) - Kabut masih menggelayuti Goa Lawa Purbalingga (Golaga), Jawa Tengah, pada pengujung November 2024. Papan nama bertuliskan pengeling-eling atau yang berarti kenangan rasanya tepat menyambut kedatangan para wisatawan.

Sudah tentu setiap pengunjung akan mengingat hawa sejuk di sekitar gua. Membentang sepanjang 400 meter, pengunjung diajak menelusuri bagian-bagian gua dengan stalaktit dan stalagmit yang pendek-pendek karena tidak terbentuk dari karst atau kapur, tetapi dari letusan lava Gunung Slamet ribuan tahun silam.

Aroma khas dari parijoto juga menguar di sepanjang jalan menuju gua. Tanaman khas itu banyak ditemukan di daerah dengan dialek "ngapak" di bagian barat Jawa Tengah, yang mencakup wilayah Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap, dan Kebumen. Terbukti mengandung antioksidan tinggi, tanaman itu sering digunakan oleh masyarakat sekitar untuk tradisi mitoni atau 7 bulanan bagi ibu hamil.

Golaga dan grup Objek Wisata Air Bojongsari (Owabong) berhasil mendapatkan penghargaan terbaik kedua dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) atas komitmen trigatra bangun bahasa, yakni mengutamakan bahasa Indonesia, melestarikan bahasa daerah, dan menguasai bahasa asing.

Sebagai tempat wisata, sudah semestinya Golaga menjadi contoh baik bagi ruang-ruang publik lainnya di Indonesia karena di setiap penunjuk arah, pengunjung akan melihat papan-papan nama dalam tiga bahasa. Penggunaan ukuran tulisan juga sangat detail diperhatikan, di mana kata dalam bahasa Indonesia ditampilkan paling besar, bahasa Jawa dalam ukuran sedang, dan bahasa Inggris dalam ukuran kecil.

Beberapa contoh yang cukup menarik perhatian misalnya tulisan toilet yang diikuti dengan jamban dan water closet di bawahnya. Atau ruang pemasaran, berikut dengan nggon dodolan dan marketing room.

Salah satu papan petunjuk arah yang menampilkan tiga bahasa yakni Indonesia, Jawa, dan Inggris di Goa Lawa Purbalingga, Jawa Tengah. ANTARA/Lintang Budiyanti Prameswari

Contoh lainnya yakni cuci tangan, yang juga disertai dengan ngumbah tangan dan wash hand, juga jalur evakuasi yang diartikan dalan slamet dalam bahasa Jawa, dan evacuation route dalam bahasa Inggris.

Sekretaris Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) Hafidz Muksin mengatakan, Golaga dapat menanamkan edukasi kepada pengunjung tentang pentingnya memperkuat kekayaan khazanah bahasa daerah kepada masyarakat.

Sebagai bangsa yang memiliki 715 bahasa daerah, Indonesia mesti terus berjuang untuk melestarikan bahasa-bahasa tersebut agar tidak kehilangan penutur dan terancam punah.

Editor: Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024