Saya meminta bantuan Dandim dan Kapolres mengerahkan personelnya untuk membangun hunian sementara itu
Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meminta personel TNI - Polri membantu pembangunan hunian sementara (huntara) untuk korban bencana geologi berupa pergerakan tanah di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Kepala BNPB Suharyanto mengatakan pembangunan akan dibantu oleh personel Kodim dan Polres karena pengungsian korban bencana pergerakan tanah tersebar di beberapa titik dalam tiga wilayah desa di Kecamatan Kapundak dan Takokak, Kabupaten Cianjur.
"Saya meminta bantuan Dandim dan Kapolres mengerahkan personelnya untuk membangun hunian sementara itu," kata Suhariyanto dalam keterangan di Jakarta, Selasa.
Baca juga: 242 warga tiga desa di Cianjur korban pergerakan tanah segera dipindah
Ia mengatakan atas pertimbangan sebaran tersebut maka personel TNI dan Polri tersebut juga akan membangun hunian tetap atau rumah baru bagi para warga korban bencana.
Pihaknya saat ini sedang menyiapkan kawasan yang akan dibangunkan rumah baru bagi warga terdampak berkolaborasi bersama kepala desa, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur, dan Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
BNPB menyiapkan dana stimulan senilai Rp500 ribu untuk selama enam bulan atau total sekitar Rp3 juta per kepala keluarga pengungsi mandiri sebagai bantuan selama mereka menunggu rumah barunya selesai dibangun.
Baca juga: Pergerakan tanah meluas, PVMBG minta 22 rumah di Cianjur dikosongkan
Pusdalops BNPB mencatat total ada 85 rumah rusak parah, termasuk lingkungan sekitarnya, sehingga tidak bisa lagi ditempati akibat bencana pergerakan tanah yang terjadi pada Jumat (22/11) lalu di Desa Waringinsari, Desa Sukaraja, dan Desa Wargasari, di Kecamatan Kadupandak, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Pergerakan tanah ini juga diperkirakan oleh para tim ahli geologi berpotensi menyebar hingga mengancam sedikitnya 105 rumah warga lain di sekitar lokasi bencana.
Hasil peninjauan tim BNPB dengan Badan Geologi ke lokasi bencana pada Senin (2/12) mendapati kondisi kerusakan yang parah, dimana dinding rumah miring hingga roboh, termasuk permukaan tanah yang retak membuat sedikitnya ada 242 orang warga perlu dipindahkan atau direlokasi ke tempat aman secara permanen.
"Alhamdulillah, kita sepakati untuk dilakukan percepatan karena pendataannya berjalan cepat dengan jumlah yang tidak terlalu banyak," kata Suharyanto.
Baca juga: BPBD ajukan perbaikan fasilitas umum rusak akibat pergerakan tanah
Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024