Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) mengajak masyarakat untuk menumbuhkan kesadaran bahwa keberadaan penyandang disabilitas merupakan sesuatu yang biasa, sehingga mereka tidak sepatutnya dikucilkan dari lingkungan.

"Kita juga perlu terus berupaya mengingatkan satu dan yang lainnya untuk menghapus stigma, mengubah pola pikir dan menumbuhkan kesadaran bahwa keberadaan penyandang disabilitas adalah sesuatu yang biasa," kata Direktur Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus (PMPK) Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kemendikdasmen, Baharudin saat memberikan sambutan dalam Peringatan Puncak Hari Disabilitas Internasional (HDI) 2024 bertema “Bersama Mewujudkan Inklusivitas Menuju Generasi Maju dan Berkarya" di Jakarta, Selasa.

Menurut Baharudin, kesadaran seperti itu dapat berperan dalam mengoptimalkan pembangunan lingkungan yang inklusif di seluruh sektor kehidupan di Indonesia. Lingkungan yang inklusif merupakan kondisi lingkungan sosial masyarakat yang menerima perbedaan dan menghargai keberagaman, sehingga setiap warga terpenuhi hak asasinya.

Baca juga: HDI 2024, Mendikdasmen ajak bangun lingkungan inklusif di pendidikan

Ia mengajak segenap bangsa Indonesia untuk merawat sikap positif, seperti dengan memunculkan rasa empati, menghormati, dan mendukung penyandang disabilitas dalam mengembangkan dirinya.

"Kita perlu terus merawat sikap positif dengan menumbuhkan empati, memberikan hormat, dan dukungan kepada penyandang disabilitas," ujar dia.

Pada kesempatan yang sama, Baharudin mengungkapkan sejumlah tantangan yang perlu diatasi oleh Indonesia dalam menghadirkan lingkungan yang inklusif di ruang pendidikan.

Pertama, kata dia, saat ini masih terdapat beragam penolakan dari berbagai masyarakat terhadap keberadaan peserta didik disabilitas, ada pula tantangan terkait keterbatasan jumlah guru.

"Yang ketiga, tantangannya saat ini adalah masih sekitar 341.414 peserta didik penyandang disabilitas yang terdiri atas 162.038 peserta didik yang belajar di sekolah luar biasa (SLB), 179.376 yang belajar di sekolah reguler, berdasarkan Dapodik per 11 November 2024," ucapnya.

Baca juga: Kemendikdasmen perkuat komitmen inklusivitas pendidikan-kesetaraan ABK

Baca juga: Mensos bangga banyak pemangku kebijakan yang peduli disabilitas

Selanjutnya, juga ada tantangan terkait dengan mendorong kehadiran serta peningkatan fungsi dan kualitas unit pelayanan disabilitas di bidang pendidikan, baik di tingkat provinsi, kabupaten/kota, maupun di tingkat satuan pendidikan.

Tantangan yang terakhir, kata Baharudin, adalah memaksimalkan layanan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki bakat istimewa dan kecerdasan istimewa.

Menurut dia, peringatan Hari Disabilitas Internasional menjadi momentum untuk mengatasi beragam tantangan tersebut.

Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2024