Dengan fokus pada pengembangan kemampuan teknis dan profesional, lulusan pendidikan vokasi dapat menjawab kebutuhan pasar tenaga kerja yang semakin kompleks...
Jakarta (ANTARA) - Direktur Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Mitras DUDI) Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) Adi Nuryanto menegaskan pentingnya peran pendidikan vokasi dalam memperkuat pembangunan ekonomi nasional.
"Sebagai sistem pendidikan yang berorientasi pada praktik dan kebutuhan dunia kerja, pendidikan vokasi mempersiapkan lulusan untuk langsung terjun ke industri dengan keterampilan yang relevan dan spesifik," katanya dalam Forum Vocationomics di Jakarta, Selasa.
Adi juga menyoroti pentingnya evaluasi reguler terhadap kebijakan pendidikan vokasi, termasuk analisis data lulusan, tingkat penyerapan kerja, dan relevansi kurikulum.
Baca juga: Survei BPS: Lulusan vokasi hanya butuh 2 bulan untuk panggilan kerja
Di Indonesia, paparnya, terdapat sekitar 14.000 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), 2.200 perguruan tinggi vokasi, dan lebih dari 20.000 lembaga kursus.
Adi menilai hal ini merupakan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki Indonesia untuk dapat dikembangkan menjadi SDM berkualitas, sehingga mampu menghadapi tantangan global.
"Dengan fokus pada pengembangan kemampuan teknis dan profesional, lulusan pendidikan vokasi dapat menjawab kebutuhan pasar tenaga kerja yang semakin kompleks, sekaligus mendorong mobilitas sosial dan ekonomi individu," ujarnya.
Baca juga: Mencetak teknisi andal kendaraan listrik dari sekolah vokasi
Meski demikian Adi menyebut terdapat tantangan besar yang harus dihadapi, karena dari 64,2 juta pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia, sebanyak 99,62 persen atau sekitar 63 juta diantaranya merupakan pelaku usaha mikro dan memiliki pengaruh besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.
Menurut Adi, dominasi sektor mikro ini mengindikasikan perlunya transformasi ekonomi untuk meningkatkan produktivitas dan stabilitas kerja. "Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar tenaga kerja Indonesia bekerja di sektor informal atau usaha kecil dengan modal terbatas," ucapnya.
Oleh karena itu Adi mengajak peran serta para mitra di sekolah vokasi dan industri untuk bersama-sama menciptakan ekosistem yang lebih inklusif, produktif, dan berkelanjutan untuk dapat mengakselerasi modernisasi sektor ekonomi tradisional, mempercepat industrialisasi, dan mendorong terciptanya ekonomi berbasis pengetahuan.
Baca juga: Kemnaker gandeng 21 industri Banten buka pelatihan vokasi & wirausaha
Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024