Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) mengatakan pada 2024 pihaknya berfokus penurunan prevalensi merokok, sebagai upaya mencegah pemakaian narkoba karena 30 persen pemakaian narkoba dimulai dari kebiasaan merokok.
Pranata Hubungan Masyarakat Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda Kemenpora Mustadin Taggala di Jakarta, Selasa, mengatakan rokok pintu masuk dari pemakaian narkoba.
Oleh karena itu, selama sekitar setahun ini pihaknya melakukan sosialisasi antirokok dengan kolaborasi bersama perguruan tinggi, organisasi pemuda, komunitas remaja.
Menurut UU Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan, pemuda adalah orang berusia 16-30 tahun.
Saat ini, katanya, ada sekitar 65 juta pemuda Indonesia, yakni sekitar seperempat penduduk Indonesia. Adapun 1 di antara 4 pemuda merokok sehingga hampir 25 persen dari total populasi pemuda merokok.
"Nah, apakah kita pesimis dengan satu itu? Saya kira karena mestinya optimis ya, karena masih ada tiga. Dan kalau tiga ini semuanya speak up seperti yang disampaikan anak-anak muda kita di depan tadi itu, pasti satunya juga akan benar ya," ujarnya.
Baca juga: Komnas PT: Kemasan standar efektif lindungi generasi muda dari rokok
Oleh karena itu, pihaknya terus berupaya mengedukasi dan mengajak pemuda-pemuda yang tidak kecanduan ini untuk menyuarakan hidup tanpa rokok.
CEO Center for Indonesia's Strategic Development Initiatives (CISDI) Diah Satyani Saminarsih mengatakan Dewan Perwakilan Remaja merupakan program mereka untuk mendukung implementasi kebijakan pengendalian tembakau yang melibatkan pemuda melalui pengumpulan bukti, aspirasi masyarakat, serta kampanye dan advokasi yang langsung ditujukan pada calon pemimpin daerah guna penguatan kebijakan lokal.
Menurut dia, peran pemuda penting, tak hanya sebagai penerima manfaat kebijakan, namun juga agen perubahan yang aktif.
"Pelibatan bermakna orang muda dapat menjadi bukti keberhasilan dalam pengendalian tembakau melalui diskusi, berbagai ide dan aksi nyata orang muda dapat memastikan kebijakan pengendalian tembakau benar-benar positif bagi masyarakat," katanya.
Dalam kesempatan itu, terdapat 13 remaja yang mewakili 11 provinsi membagikan pengalaman serta menyuarakan harapan terkait dengan pengendalian rokok.
Baca juga: Komnas: Implementasi Program Kawasan Tanpa Rokok masih lemah
Baca juga: CHED ITB-AD: Pemerintahan baru penting atur kebijakan tentang tembakau
Baca juga: Bappenas susun strategi seimbangkan pengendalian rokok dengan bisnis
Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024