Batik-batik asal desa tersebut sudah tersebar hingga ke mancanegara seperti Jepang dan juga Inggris yang menjadi langganan batik dari Berkah Lestari
Yogyakarta (ANTARA) - Pengurus Inti Kelompok Batik Tulis, Berkah Lestari, Nani Norchayati mengatakan Dompet Dhuafa memiliki peran penting dalam membangun ulang ekosistem batik di Kelompok Batik Tulis Berkah Lestari yang berlokasi di Karang Kulon, Imogiri, Bantul, Yogyakarta setelah gempa pada 2006.
“Ya, 2006 setelah gempa itu Dompet Dhuafa yang masuk pertama kali mempelopori desa kampung batik wisata di desa ini,” kata Nani Norchayati di showroom Berkah Lestari, Yogyakarta, Selasa.
Menurut dia, bantuan dari Dompet Dhuafa ini semakin memberikan rasa percaya diri kepada warga sekitar untuk mendapatkan penghasilan saat mereka sedang mengalami kesulitan pascagempa.
Pada saat itu, showroom yang tadinya merupakan tempat produksi krupuk tersebut disulap menjadi pabrik membuat batik tulis khas Yogyakarta. Memang, sebelumnya, desa tersebut terkenal dengan kampung batik.
Setelah gempa mengguncang Yogyakarta, masyarakat sekitar tidak lagi memiliki mata pencaharian. Dengan adanya bantuan tersebut, para wanita yang sudah memiliki keahlian untuk membatik mendapatkan peluang untuk bisa memproduksi kembali batik tulis khas Yogyakarta.
“Setelah gempa itu, ibu-ibu pada takut keluar dan setelah adanya bantuan dari Dompet Dhuafa untuk mengembangkan batik lagi, mereka akhirnya senang meski mendapatkan upah sebesar Rp30 ribu dalam satu minggunya. Rp20 ribu untuk hasil membatik dan Rp10 untuk uang makan,” ujar dia.
Hingga kini, dengan adanya ketekunan dan juga konsistensi dari para pembatik di desa sekitar. batik-batik asal desa tersebut sudah tersebar hingga ke mancanegara seperti Jepang dan juga Inggris yang menjadi langganan batik dari Berkah Lestari.
“Kemarin kita juga alhamdulillah ada wisatawan Jepang yang ke sini langsung, terus pesan, terus kita kirim ke Jepang. Pernah kita kirim ke Britania Raya,” ucap dia.
Batik yang dijual mulai dari Rp1,5 hingga Rp3,5 juta ini memang banyak diburu oleh para pecinta batik. Harga yang tinggi tersebut, dikarenakan proses membatik yang tidak mudah dan membutuhkan waktu serta ketelitian yang tinggi.
“Kerana kita memang tulis murni, dan kita membuatnya itu kalau yang klasik sekitar 2-3 bulan, itu biasanya dua sisi jadi depan belakang sama. Jadi batiknya dua sisi, otomatis dari segi waktu, dari segi biaya, itu kan membutuhkan lebih,” ucap dia.
Dalam pembuatan batik, Kelompok Batik Tulis, Berkah Lestari saat ini lebih banyak menghadirkan motif batik berjenis klasik Yogyakarta, seperti Sido Mukti, Sido Aseh dan juga Wahyu Tumurun.
Baca juga: Batik Yogya istimewa diluncurkan di Bantul
Baca juga: Satu asa mendongkrak inovasi batik Bantul bermotif flora dan fauna
Pewarta: Chairul Rohman
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024