Saat (seruak dingin) landing ke Indonesia bagian barat yaitu Jawa Barat, Lampung, Banten, DKI, ini peristiwanya mirip kalau skenario terburuk, ...meningkatkan curah hujan dengan intensitas yang ekstrem

Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan potensi peningkatan curah hujan secara ekstrem saat mudik Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 yang merupakan dampak terburuk dari masuknya seruak dingin dari dataran tinggi Siberia.

"Saat (seruak dingin) landing ke Indonesia bagian barat yaitu Jawa Barat, Lampung, Banten, DKI, ini peristiwanya mirip kalau skenario terburuk, doa kami Insya Allah tidak akan buruk, meningkatkan curah hujan dengan intensitas yang ekstrem," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati saat menyampaikan pemaparan dalam Rapat Kerja (Raker) Komisi V tentang Kesiapan Infrastruktur dan Transportasi dalam Rangka Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu.

Ia menyampaikan potensi masuknya seruak dingin itu ke Indonesia ditemukan oleh BMKG pada pekan yang lalu itu dapat memicu terjadinya banjir di beberapa daerah, seperti Jawa Barat, Lampung, Banten, dan DKI Jakarta.

Baca juga: BMKG siapkan posko di 38 provinsi beri info cuaca dukung Nataru lancar

BMKG, lanjut Dwikorita, memprediksi dampak dari masuknya seruak dingin itu ke Indonesia, seperti peningkatan curah hujan dan kecepatan angin pada 20–29 Desember 2024.

"Diprediksi mulai Desember ini sudah bergerak mengarah ke wilayah Indonesia, diprediksi landingnya kira-kira sekitar tanggal 20 Desember sampai sekitar 29 Desember," ujarnya.

Diketahui, seruak dingin merupakan fenomena cuaca yang terjadi ketika tekanan atmosfer naik lebih tinggi daripada kenaikan akibat gerakan antisiklon atau lembangan di sekitarnya.

Seruak dingin dapat menyebabkan bencana hidrometeorologi, seperti banjir. Pada tahun 2020, seruak dingin pernah terjadi di Jabodetabek hingga menyebabkan banjir besar.

Baca juga: Cuaca buruk, truk menuju Merak diimbau istirahat dulu di rest area

"Contoh yang terjadi di 2020, di Januari, kondisi terparah adalah di Jabodetabek banjir saat itu. Skenario teringan yang pernah terjadi sekitar dua tahun lalu saat penyeberangan di Merak, tiba-tiba kapal yang sudah parkir oleng karena seruak angin itu," ujarnya.

Untuk mengantisipasi dampak terburuk itu, Dwikorita mengatakan pihaknya terus memantau perkembangan pergerakan seruak dingin itu.

"Hal ini yang terus kami monitor," katanya.

Ia juga meminta kerja sama dari lintas kementerian, seperti Kementerian Perhubungan (Kemenhub), untuk mengantisipasi dampak terburuk saat mudik Natal dan Tahun Baru nantinya.

Baca juga: Waspada, ASDP: Penyeberangan Bakauheni-Merak terkendala cuaca buruk

Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024