Visi sebuah sekolah sebaiknya harus terukur sehingga mempermudah dalam penyusunan misi
Jakarta (ANTARA) - Kepala Departemen Komunikasi dan Informasi (Kadep Kominfo) Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) Agus Rohiman memaparkan sejumlah indikator manajemen sekolah unggul, dimulai dari memiliki visi dan misi yang jelas yang perancangannya harus melibatkan seluruh warga sekolah.
“Di dalam penyusunan visi itu sebaiknya melibatkan warga sekolah, karena mereka harus tahu dari mana mulai berjalan dan dari mana akan berhenti berjalan atau di mana tujuan berakhir. Jadi visi itu harus disosialisasikan, harus ada edukasi tentang visi, dan harus dipahami oleh semua warga sekolah,” kata Agus dalam webinar yang diikuti di Jakarta, Rabu.
Ia mengingatkan visi sebuah sekolah sebaiknya harus terukur sehingga mempermudah dalam penyusunan misi.
Namun, Agus juga menyoroti visi yang terpampang di sekolah hanya untuk kepentingan akreditasi. Ia juga menyayangkan banyaknya fenomena warga sekolah yang tidak memahami visi sekolahnya. Padahal, visi sekolah memiliki posisi yang sangat penting.
Selanjutnya, indikator yang kedua yaitu kurikulum yang berkualitas. Dalam hal ini, kurikulum yang dirancang berdasarkan kebutuhan siswa, teknologi terkini, dan relevansi global. Perubahan zaman dan perkembangan teknologi tidak bisa dihindarkan, maka menurutnya guru harus mampu adaptif setiap saat.
Baca juga: Mendikbudristek : Sekolah Penggerak bukan hanya untuk sekolah unggulan
Indikator manajemen sekolah unggul yang ketiga adalah sumber daya manusia (SDM) yang kompeten. Agus menekankan bahwa kompetensi profesional dan kepemimpinan yang tinggi perlu dimiliki oleh guru, tenaga kependidikan, dan pimpinan sekolah.
Di zaman dengan perubahan yang sangat cepat, kepemimpinan merupakan hal yang sangat penting. Belajar dari kepemimpinan Steve Jobs yang membawa kesuksesan bagi brand-nya, Agus mengatakan bahwa guru juga perlu memiliki visi kepemimpinan visioner yang mampu membaca perubahan di masa depan.
“Dari hasil penelitian, kenapa Steve Jobs menjadi seorang pemimpin Apple yang hebat, ternyata selain seorang pemimpin yang visioner, selalu ada orang atau lembaga lain, bisa peorangan atau kelompok, yang dapat menerjemahkan keinginan sang visioner. Itulah yang saya maksud dengan SDM yang kompeten,” kata Agus.
Ia menambahkan, kesuksesan Steve Jobs dapat dicapai berkat adanya kolaborasi terlepas dari sekecil apapun program yang dikerjakan. Apa yang dilakukan oleh Steve Jobs, ujar Agus, juga bisa diadaptasi oleh guru dan kepala sekolah untuk membawa sekolah menjadi institusi yang unggul.
Kemudian, indikator manajemen sekolah unggul lainnya yaitu sarana dan prasarana yang memadai, budaya sekolah yang positif, prestasi siswa yang konsisten, adanya keterlibatan orang tua dan komunitas, keberlanjutan dan inovasi, hingga penjaminan mutu yang berkelanjutan.
Dalam manajemen, Agus mengingatkan bahwa fungsi pengawasan dan fungsi pengendalian kerap diabaikan atau dilupakan. Ia mengingatkan, jangan sampai sekolah-sekolah di Indonesia mengabaikan pengawasan setelah perencanaan, pengorganisasian, hingga pelaksanaan program dicapai.
Berkaitan dengan hal itu, maka penjaminan mutu harus dilakukan mulai dari hal-hal yang kecil. Menurutnya, lebih baik pihak sekolah melakukan penjaminan mutu yang berkelanjutan dimulai dari hal-hal yang kecil, sehingga akan efektif, efesien, dan dapat menjamin bahwa setiap kegiatan berlangsung dengan baik.
“Oleh sebab itu, penjaminan mutu itu saya kira adalah hal yang sangat penting yang harus selalu ada di sekolah,” kata Agus.
Baca juga: Mendiktisaintek buka suara terkait Program Sekolah Unggulan
Baca juga: Prabowo Subianto ingin rintis sekolah unggulan di Sumbar
Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024