Inovasi menjadi kebutuhan yang tidak bisa ditawar,

Jakarta (ANTARA) - Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Binwasker & K3) Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) Fahrurozi menegaskan, sektor pertanian RI perlu bertransformasi guna meningkatkan daya saing untuk perekonomian negara.



Transformasi tersebut, kata Fahrurozi pada Rabu, diperlukan karena sektor pertanian RI masih menghadapi tantangan besar yaitu rendahnya tingkat pendidikan tenaga kerja, dominasi pekerja informal serta perubahan iklim.

Dia menyampaikan hal tersebut dalam sambutannya pada acara “Membangun Kesuksesan Pertanian Indonesia: Bagaimana AI Dapat Mengubah Pertanian untuk Ketahanan Pangan, Produktivitas dan Pekerjaan Layak” yang diselenggarakan oleh ILO di Jakarta.

Menurut Survei Ketenagakerjaan Nasional Februari 2024, sektor pertanian menyumbang proporsi 28,64 persen dari total 142,18 juta penduduk yang bekerja.

Selain itu, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Februari 2024, sebanyak 58,44 persen pekerja pertanian di Indonesia berusia di atas 45 tahun, sementara 82,34 persen dari mereka hanya memiliki pendidikan maksimal sekolah menengah pertama.

“Pemerintah Indonesia berkomitmen penuh untuk mentransformasi sektor pertanian menuju masa depan yang lebih baik,” lanjutnya.

Dia menambahkan bahwa komitmen itu tercermin dalam program strategis ketahanan pangan yang ditekankan dalam Asta Cita Presiden RI Prabowo Subianto.

Dia menyebutkan bahwa ketahanan pangan adalah fondasi utama keberlanjutan dalam menghadapi pertumbuhan populasi yang pesat, tantangan perubahan iklim, serta keterbatasan sumber daya alam.

“Inovasi menjadi kebutuhan yang tidak bisa ditawar,” tambahnya.

Inovasi itu, kata Fahrurozi, adalah dengan memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) yang dapat memainkan peran transformatif, khususnya dalam meningkatkan produktivitas pertanian dan menciptakan pekerjaan yang layak pada sektor tersebut.

“AI memiliki kemampuan untuk menganalisa data besar yang sebelumnya tidak dapat dimanfaatkan secara optimal,” kata Fahrurozi, seraya menambahkan bahwa pertanian tidak lagi hanya bergantung pada tenaga manusia dan alam.

Dia mengatakan bahwa infrastruktur dan teknologi digital yang kuat, mudah diakses dan aman serta sumber daya manusia yang memiliki keterampilan digital dan literasi digital diperlukan guna mendukung integrasi pemanfaatan AI di berbagai sektor secara merata.

“Pendampingan pelatihan dan akses terhadap teknologi harus menjadi prioritas agar transformasi digital tidak memperlebar kesenjangan, melainkan menciptakan kesetaraan,” kata Fahrurozi.

Dia pun mengajak semua pihak untuk bersama-sama memanfaatkan potensi AI di bidang pertanian demi mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan petani Indonesia.

Pewarta: Cindy Frishanti Octavia
Editor: Abdul Hakim Muhiddin
Copyright © ANTARA 2024