Jakarta (ANTARA) - Optimalisasi produksi tambak di lahan lebih kecil dapat berkontribusi dalam pelestarian mangrove di kawasan pesisir, seperti yang dilakukan Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) berkolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten Berau dan masyarakat di akar rumput.
Bupati Berau Sri Juniarsih dalam taklimat media yang diadakan di Jakarta, Rabu, menyampaikan bahwa pihaknya berkolaborasi dengan YKAN untuk menjaga sumber daya alam sambil tetap memastikan kesejahteraan masyarakat sekitar.
"Di sini bisa berdampingan tambak atau habitat yang tumbuh di sana, tetapi tetap kita memelihara hutan mangrove yang pananganannya merupakan salah satu keunggulan kita. Karena kita ini di Kabupaten Berau nomor dua di Kalimantan Timur yang memiliki luas mangrove seluas 80 hektare," jelasnya.
Keberadaan tambak yang sangat ekspansif dapat merusak keberadaan mangrove yang menjadi benteng alam mencegah abrasi dan gelombang tinggi. Di saat bersamaan, ekosistem itu juga memiliki kemampuan untuk menyerap dan menyimpan karbon.
Dengan menjaganya, kata dia, sebanyak 77 kampung di wilayah tersebut sudah mendapatkan bantuan dana karbon senilai Rp390 juta.
Dalam kesempatan yang sama, Herdin selaku petambak udang dari Kampung Pegat Batumbuk, Kabupaten Berau, mengakui konversi besar-besaran terjadi beberapa tahun terakhir untuk tambak, diperkirakan luasnya mencapai 9 ribu hektare.
Namun, kini pihaknya menyadari pentingnya mangrove dan mengetahui inovasi untuk menghasilkan produksi yang lebih besar dengan wilayah lebih kecil Shrimp Carbon Aquaculture (Secure) yang diperkenalkan YKAN. Dengan areal budi daya 20 persen untuk ekosistem mangrove.
"Tadinya kami pikir kalau dengan tambak yang tidak ada apa-apa di dalamnya itu semakin baik, ternyata dengan tidak adanya apa-apa yang tumbuh di dalam tambak itu sangat berpengaruh ke suhu air terutama. Jadi sekarang kami sudah mulai sadar dan melakukan restorasi di dalam kawasan tambak itu," kata Herdin.
Langkah itu sendiri sesuai dengan tujuan YKAN, menurut Direktur Eksekutif YKAN Herlina Hartanto yang menyebut inovasi tersebut sesuai dengan tujuan bahwa pelestarian alam dapat berjalan berdampingan dengan pembangunan.
"Banyak sekali dari kita yang sudah mempunyai kesadaran bahwa yang namanya pelestarian dan kesejahteraan masyarakat itu bukan merupakan dua sasaran yang bertentangan tapi dua target yang harus bisa disejajarkan," ujar Herlina.
Baca juga: Masyarakat Pasar Rawa-Sumut jadikan mangrove sebagai sumber kehidupan
Baca juga: Pastikan keberlanjutan, BRGM libatkan masyarakat rehabilitasi mangrove
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024