Dari angka tersebut, 20 persen di antaranya disebabkan oleh pelanggan nakal yang tidak sesuai peruntukan kelasnya
Jakarta (ANTARA) - Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Francine Widjojo meminta PAM Jaya menunda rencana kenaikan tarif air bersih di Jakarta yang direncanakan dimulai pada Januari 2025.
Menurut Francine, kenaikan tarif air bersih hanya akan bisa diterima masyarakat jika PAM Jaya mampu menunjukkan perbaikan nyata dalam kualitas layanan dan efisiensi operasional.
“Mengurangi kebocoran air dan menindak pelanggan nakal akan memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan layanan tanpa harus langsung membebani masyarakat dengan kenaikan tarif,” kata Francine di Jakarta, Rabu.
Baca juga: Pemkot Jakpus sosialisasikan tarif baru PAM Jaya ke masyarakat
Lebih lanjut Francine mengingatkan, saat ini PAM Jaya masih mengalami kebocoran air hingga 46 persen yang membuat BUMD ini menjadi tidak efisien.
“Dalam rapat Komisi B, saya sering menekankan pentingnya mengatasi tingkat kebocoran air yang saat ini mencapai 46 persen. Dari angka tersebut, 20 persen di antaranya disebabkan oleh pelanggan nakal yang tidak sesuai peruntukan kelasnya,” kata Francine.
Kenaikan tarif air bersih, menurut Francine bukan hal yang terlalu mendesak. Apalagi PAM Jaya tidak pernah merugi sampai saat ini.
Baca juga: DPRD DKI kawal program penyediaan air bersih untuk warga Jakarta
Oleh sebab itu, dia pun meminta agar upaya-upaya perbaikan diprioritaskan terlebih dahulu, sehingga masyarakat dapat melihat keseriusan PAM Jaya dalam meningkatkan layanan sebelum meminta tambahan beban biaya.
Selain itu, dia juga menyoroti proyek galian jalan oleh PAM Jaya untuk pemeliharaan jaringan pipa air bersih yang banyak dikeluhkan masyarakat karena pengerjaannya lambat dan tidak memperhitungkan dampak kemacetan yang ditimbulkan.
"Ini menunjukkan kurangnya perencanaan yang matang dari pihak terkait. Proyek di badan jalan harus dilakukan dengan efisien, meminimalkan waktu pengerjaan, dan memperhatikan kondisi lalu lintas di sekitar lokasi,” ujar Francine.
Baca juga: PAM JAYA: IPA Buaran III mampu pasok 250 ribu sambungan rumah
Karena itu, Francine juga mendesak PAM Jaya untuk lebih proaktif dalam merencanakan dan mengelola proyek-proyek seperti itu.
Menurutnya, sosialisasi kepada masyarakat harus dilakukan secara maksimal, tidak hanya soal tujuan proyek, tetapi juga jadwal pengerjaan yang jelas dan rute alternatif yang dapat digunakan.
“Jika masyarakat dipaksa menghadapi kemacetan tanpa informasi yang memadai, wajar jika muncul rasa frustrasi yang merugikan citra PAM Jaya itu sendiri,” kata Francine.
Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2024