Jakarta (ANTARA) - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyebut bahwa kolaborasi penting guna memastikan produk yang dihasilkan oleh industri pangan, termasuk oleh usaha mikro, kecil, menengah (UMKM), dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri, salah satunya Program Makan Bergizi Gratis.

Dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu, Kepala BPOM, Taruna Ikrar menyebut bahwa UMKM merupakan bagian penting sektor pangan nasional. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023, sekitar 39,66 persen dari total unit usaha di Indonesia berada di sektor pangan, dengan 99,51 persen diantaranya adalah UMKM.

Baca juga: BGN: Makan Bergizi Gratis ciptakan pasar baru untuk permintaan pangan

Taruna menjelaskan pihaknya diberi amanat untuk menentukan dan memastikan produk yang digunakan dalam program Makan Bergizi Gratis memenuhi standar keamanan dan gizi yang tepat. Dia juga berusaha menggali potensi kolaborasi dengan industri dalam mendukung ketahanan pangan nasional dan program pemerintah.

Dia mencontohkan dalam kunjungannya ke fasilitas produksi PT Sugizindo, salah satu unit dari Danone Group yang berlokasi di Citeureup, Kabupaten Bogor, dia melihat proses produksi pangan keperluan gizi khusus (PKGK).

Menurutnya, PT Sugizindo memiliki fasilitas produksi yang cukup lengkap dalam memproduksi PKGK, juga base powder yang digunakan dalam pembuatan susu formula, serta produk ritel yang siap dipasarkan.

Dengan aset dan kapasitas seperti itu, dia berharap agar perusahaan tersebut dapat memperluas cakupan UMKM binaannya agar kualitas produk UMKM bisa turut naik, sehingga berkontribusi pada ketahanan pangan serta pemenuhan gizi nasional.

Baca juga: Pakar sarankan Program Makan Bergizi Gratis diintegrasikan dengan UKS

Menurutnya, selain dapat memenuhi ketahanan pangan, dukungan itu juga dapat memberi dampak baik bagi perekonomian.

Selain itu, katanya, BPOM mendorong agar produk susu formula yang diproduksi oleh industri dapat terus dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat dengan harga terjangkau dan tetap sesuai dengan persyaratan mutu dan keamanan pangan yang ketat.

"Industri PKGK termasuk industri yang memiliki risiko tinggi. Oleh karena itu, penjaminan keamanan pangan yang dipersyaratkan cukup ketat. Kami mengapresiasi PT Sugizindo yang telah menerapkan Program Manajemen Risiko Keamanan Pangan (PMR) sejak 2015 dan terus memperbarui komitmennya hingga 2026. Keamanan pangan harus menjadi prioritas dan kami mendorong industri untuk terus menjaga konsistensinya," ujarnya.

Dalam keterangan yang sama, Chief Executive Officer (CEO) of Danone Specialized Nutrition Indonesia Lee Meng Thoong mengatakan PT Sugizindo turut mendukung pertumbuhan ekonomi lokal, khususnya untuk memberdayakan sektor UMKM.

Baca juga: Kapolri dukung penuh program ketahanan pangan nasional

Baca juga: Bapanas komitmen jaga kestabilan pangan hilir demi swasembada nasional

”Kami telah memberikan bantuan fasilitasi dalam pengajuan sertifikasi halal kepada 40 UMKM. Di Yogyakarta, kami juga membantu proses pengajuan izin edar kepada 32 UMKM melalui program orang tua angkat (OTA),” kata Lee.

Dia mengaku memberikan program pemberdayaan bagi lebih dari 400 peternak sapi perah dan 1000 petani, antara lain penanganan medis dan vaksinasi sapi, hingga penyediaan air bersih bagi 200 kepala keluarga di komunitas peternak.

Lee menyebutkan seluruh program mereka memberikan manfaat kepada lebih dari 10 ribu pelaku UMKM.

Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2024