Jakarta (ANTARA) - Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) menyiapkan lima pilar dalam rangka menyambut generasi emas di tahun 2040 dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).

Pelaksana Tugas Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Moderasi Beragama Kemenko PMK Warsito dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu, menyampaikan bahwa kelima pilar tersebut merupakan bagian dari komitmen untuk memanfaatkan potensi bonus demografi Indonesia.

"Kami fokus pada lima parameter penting dalam menyiapkan SDM yang berkualitas, yaitu kesehatan, kecerdasan, keterampilan, kebekerjaan, dan jaminan sosial," ujar dia.

Warsito menegaskan, pemerintah berkomitmen meningkatkan kualitas kesehatan dengan mendorong gaya hidup sehat dan menurunkan beban anggaran kesehatan di masa depan melalui langkah preventif dan produktif.

Di sektor pendidikan, pemerintah memprioritaskan pengembangan pendidikan anak usia dini (PAUD) dan meningkatkan kualitas literasi serta numerasi.

"Investasi terbesar adalah investasi pada anak usia dini. Setiap satu dolar yang diinvestasikan akan menghasilkan 13 dolar dalam jangka panjang," ucapnya.

Namun, ia menyoroti anggaran pendidikan di Indonesia yang masih jauh dari rekomendasi internasional, yakni di bawah satu persen dari APBN, padahal standar yang disarankan UNESCO adalah 10 persen, sehingga menurut dia perlu lebih banyak pengembangan keterampilan vokasi dan kewirausahaan untuk menciptakan tenaga kerja yang siap menghadapi era digital.

Baca juga: Menteri Wihaji: Narkoba ancam masa depan generasi emas
Baca juga: Pakar: Model kurikulum harus fleksibel untuk capai visi Indonesia Emas

"Kami juga fokus pada program pengembangan keterampilan dan kewirausahaan sebagai kunci untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja Indonesia," tuturnya.

Dalam konteks data pembangunan, pemerintah juga berusaha mengintegrasikan data kependudukan, pendidikan, dan kesehatan dalam satu sistem terpadu. Melalui data yang terintegrasi, program-program intervensi bisa lebih tepat sasaran dan lebih efektif, seperti penanggulangan stunting yang menjadi fokus pemerintah.

"Kami sedang bekerja sama dengan berbagai kementerian dan lembaga untuk memastikan data yang akurat dan terintegrasi, terutama dalam menghadapi tantangan bonus demografi," kata Warsito.

Selain itu, lanjut dia, pemerintah juga menekankan pentingnya kolaborasi antara sektor publik dan swasta untuk mempercepat pencapaian target-target pembangunan manusia, yang tercermin dalam upaya penguatan sistem data penduduk sebagai fondasi utama untuk merancang kebijakan yang tepat guna.

Dengan langkah-langkah tersebut, pemerintah berharap Indonesia dapat memanfaatkan bonus demografi dengan sebaik-baiknya, menghasilkan SDM yang unggul, berdaya saing, dan siap menghadapi tantangan global pada tahun 2040.

INDEF menyelenggarakan forum sarasehan 100 ekonom yang bertujuan memberikan sumbangsih pemikiran, ide, dan gagasan terbaru kepada pemerintahan baru sebagai strategi atas perbaikan kondisi perekonomian saat ini dan yang akan datang.

Forum tersebut menjadi wadah diskusi untuk menerima masukan dan pemikiran dari para ekonom Indonesia yang dapat memperkuat kebijakan dalam mengakselerasi ekonomi Indonesia. Acara tersebut juga menghasilkan buku berisi sumbangsih pemikiran 100 ekonom Indonesia yang akan diserahkan untuk Presiden RI Prabowo Subianto.

Baca juga: Menko PM tegaskan komitmen berdayakan masyarakat demi Indonesia Emas
Baca juga: Prabowo tekankan peran perbankan antar RI jadi negara maju jelang 2045

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024