Jakarta (ANTARA) - Koki berbintang Michelin pemilik Eleven Madison Park, Daniel Humm, menyebut bahwa minyak alga lebih sehat dan serbaguna dibanding minyak goreng biasa.
Dilaporkan Medical Daily pada Rabu (4/12), minyak alga diperkenalkan oleh Algae Cooking Club saat bekerja sama dengan Humm.
Minyak itu terbuat dari mikroalga yang difermentasi dalam tangki baja tahan karat besar, tempat mikroalga diberi gula yang dengan mudah diubah oleh mikroorganisme menjadi minyak.
Bagi para penggemar makanan dan juru masak rumahan yang mencari minyak goreng sehat tanpa mengurangi rasa, minyak alga menawarkan komposisi lemak yang unik.
Baca juga: Perbedaan minyak kelapa dan minyak sawit, mana yang lebih sehat?
Baca juga: Menkop UKM sebut minyak makan merah sehat
Algae Cooking Club mengklaim minyak ini mengandung banyak lemak tak jenuh tunggal Omega-9 (93 persen) dan rendah lemak tak jenuh ganda Omega-6 (tiga persen) dan lemak jenuh (empat persen).
Keunggulan lainnya adalah minyak ini dapat digunakan dalam berbagai proses memasak, mulai dari membakar dan memanggang hingga memanggang, menggoreng, dan bahkan dalam saus atau dressing, tanpa mengurangi rasa atau tekstur.
Saat memilih minyak goreng, suhu saat minyak mulai berasap dan rusak, titik asap sangat penting. Dengan titik asap tinggi 535 derajat fahrenheit, minyak alga dapat mempertahankan rasa dan tekstur bahkan saat menggoreng, tanpa meninggalkan rasa gosong atau tidak enak seperti minyak lainnya.
Sebagai perbandingan, minyak zaitun murni yang sering dipuji karena manfaatnya bagi kesehatan, memiliki titik asap hanya 410 derajat fahrenheit, sehingga hanya dapat dimasak dengan suhu rendah.
"Minyak ini sangat murni, jadi tidak meninggalkan rasa gosong, pahit, atau 'tidak enak' saat dipanaskan dengan suhu tinggi. Itulah sebabnya kami bereksperimen dengan minyak ini dalam hidangan goreng di restoran, khususnya.
Saya juga suka karena minyak ini tidak mengalahkan rasa yang lembut — rasanya seperti apa yang Anda masak," kata Humm, seperti dilansir Food & Wine.
Diproduksi melalui proses fermentasi alami, minyak alga tidak mengandung pestisida, bahan kimia, atau campuran. Metode ini, mirip dengan pembuatan bir atau fermentasi anggur, menggunakan alga sebagai bahan utama, yang merupakan sumber minyak nabati alami.
Selain manfaat kulinernya, minyak alga juga dapat menawarkan manfaat lingkungan yang signifikan, menjadikannya "alternatif yang menarik" bagi individu yang peduli lingkungan.
Banyak minyak tradisional masih bersumber dari metode pertanian industri, yang membutuhkan miliaran hektar lahan pertanian baru. Alga justru dapat menghasilkan lemak, protein, dan nutrisi berkualitas tinggi hanya dalam beberapa hari, hanya menggunakan sebagian kecil lahan, air, dan karbon yang dibutuhkan oleh tanaman konvensional, semuanya tanpa mengorbankan rasa atau kualitas.
Asam lemak Omega-9 dikaitkan dengan penurunan risiko peradangan, penyakit jantung, dan kanker tertentu, menjadikan minyak goreng yang kaya nutrisi sebagai pilihan yang bermanfaat.
Namun, penting untuk dicatat bahwa belum ada penelitian independen yang dilakukan untuk mendukung klaim yang dibuat oleh perusahaan mengenai potensi manfaat kesehatan, kandungan asam lemak, atau bahkan titik asap minyak alga.
Baca juga: Minyak sawit merah dianggap lebih sehat dibanding CPO
Baca juga: Tujuh "superfood" agar jantung sehat
Penerjemah: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2024